JAKARTA. Calon nasabah asuransi penyakit kritis tak cuma wajib hanya memeloti isi klausul dan penyakit kritis yang ditanggung asuransi. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planner melihat syarat pencairan klaim asuransi penyakit jenis ini tergolong rumit, tak sesederhana klaim asuransi kesehatan biasa. Jika nasabah asuransi kesehatan hanya butuh kuitansi dari rumahsakit dan nasabah asuransi jiwa hanya butuh surat keterangan kematian dari rumahsakit, pemegang polis asuransi penyakit kritis harus menyertakan keterangan diagnosa lengkap dari dokter. “Ada semacam proses investigasi di situ,” kata Risza. Selain itu, perusahaan asuransi tak memberikan patokan tenggat waktu yang pasti untuk pencairan klaim. Mereka berdalih butuh waktu untuk memproses pengumpulan keterangan diagnosa dokter dan investigasi yang lama. Paling cepat, setelah semua data terkumpul, perusahaan asuransi akan memproses klaim dalam tempo seminggu. Satu lagi yang perlu dicermati oleh calon pemegang polis adalah beberapa istilah dalam kedokteran yang sulit dimengerti. Fauziah Arsiyanti, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura, menyarankan sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter pribadi tentang kemungkinan risiko kesehatan yang bakal menimpa dirinya kelak. Melihat rumitnya prosedur pencairan klaim, perempuan yang akrab disapa Zizi ini, menyarankan calon nasabah memilih skema lain jaminan kesehatan jika sebelumnya sudah pernah menderita penyakit. “Daripada harus membayar premi mahal karena kondisi kesehatannya, saya menyarankan menabung di bank atau membeli emas,” tandasnya. Hujan kritik ini memancing tanggapan perusahaan asuransi. Mereka berjanji dan berkomitmen menerima klaim saat penyakit baru memasuki tahap awal (early stage). Jadi, keputusan kembali ke tangan Anda dalam memilih asuransi penyakit kritis. Toh, kesehatan tetap yang utama dan harganya memang mahal. Sehebat-hebatnya asuransi kesehatan, tetap lebih hebat kalau Anda bisa menjaga kesehatan sebaik-baiknya. Nah, berbekal masukan dari para perencana keuangan itu, yuk kita longok dulu dua produk asuransi tersebut. PRUearly Stage Crisis Cover Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan mengatakan, produk asuransi tambahan ini melengkapi 12 asuransi tambahan alias rider yang saat ini dibesut oleh Prudential.
Harus lebih kritis memilih asuransi penyakit kritis (selesai)
JAKARTA. Calon nasabah asuransi penyakit kritis tak cuma wajib hanya memeloti isi klausul dan penyakit kritis yang ditanggung asuransi. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planner melihat syarat pencairan klaim asuransi penyakit jenis ini tergolong rumit, tak sesederhana klaim asuransi kesehatan biasa. Jika nasabah asuransi kesehatan hanya butuh kuitansi dari rumahsakit dan nasabah asuransi jiwa hanya butuh surat keterangan kematian dari rumahsakit, pemegang polis asuransi penyakit kritis harus menyertakan keterangan diagnosa lengkap dari dokter. “Ada semacam proses investigasi di situ,” kata Risza. Selain itu, perusahaan asuransi tak memberikan patokan tenggat waktu yang pasti untuk pencairan klaim. Mereka berdalih butuh waktu untuk memproses pengumpulan keterangan diagnosa dokter dan investigasi yang lama. Paling cepat, setelah semua data terkumpul, perusahaan asuransi akan memproses klaim dalam tempo seminggu. Satu lagi yang perlu dicermati oleh calon pemegang polis adalah beberapa istilah dalam kedokteran yang sulit dimengerti. Fauziah Arsiyanti, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura, menyarankan sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter pribadi tentang kemungkinan risiko kesehatan yang bakal menimpa dirinya kelak. Melihat rumitnya prosedur pencairan klaim, perempuan yang akrab disapa Zizi ini, menyarankan calon nasabah memilih skema lain jaminan kesehatan jika sebelumnya sudah pernah menderita penyakit. “Daripada harus membayar premi mahal karena kondisi kesehatannya, saya menyarankan menabung di bank atau membeli emas,” tandasnya. Hujan kritik ini memancing tanggapan perusahaan asuransi. Mereka berjanji dan berkomitmen menerima klaim saat penyakit baru memasuki tahap awal (early stage). Jadi, keputusan kembali ke tangan Anda dalam memilih asuransi penyakit kritis. Toh, kesehatan tetap yang utama dan harganya memang mahal. Sehebat-hebatnya asuransi kesehatan, tetap lebih hebat kalau Anda bisa menjaga kesehatan sebaik-baiknya. Nah, berbekal masukan dari para perencana keuangan itu, yuk kita longok dulu dua produk asuransi tersebut. PRUearly Stage Crisis Cover Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan mengatakan, produk asuransi tambahan ini melengkapi 12 asuransi tambahan alias rider yang saat ini dibesut oleh Prudential.