Harus memanusiakan manusia



Menjadi orang nomor satu di Indosat Ooredoo merupakan tantangan. Tapi, saya tidak begitu kaget karena sudah menjadi komisaris selama delapan tahun.

Indosat perlu melakukan transformasi untuk menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya, dengan fokus pada people, proses dan bisnis, dengan tetap menyesuaikan tantangan yang harus dihadapi perseroan yakni kompetisi, dinamika pasar dan tren teknologi.

Transformasi people menjadi perhatian pertama dan utama manajemen baru. Mengingat sumber daya manuasia (SDM) merupakan aset terpenting perusahaan ini  dan menjadi motor penggerak utama bisnis.


Saya harus tahu lebih dulu kekuatan dan kelemahan people yang ada di dalam Indosat Ooredoo. Termasuk, apakah sudah memiliki kapasitas atau keahlian dan telah menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.

Ibarat orang yang gemuk, yang notabene banyak memiliki lemak, pilihannya ada dua. Yakni berlari untuk membakar lemak atau memilih menyedot lemak (pengurangan karyawan). Maka, saya pilih berlari cepat.

Indosat Ooredoo sebenarnya dikenal sebagai talent producer di industri telekomunikasi Indonesia. Hanya saja, akibat penurunan kinerja perusahaan ini, menyebabkan kepercayaan diri people di dalam Indosat menurun. Mestinya, hal ini tidak terjadi.

Kita harus mengutamakan people di atas segalanya. Begitu terpilih menjadi direktur utama, saya bertemu dengan bagian SDM untuk mendengarkan segala masalah yang ada di Indosat Ooredoo.

Modal kita yang paling kuat dan aset yang terbesar ialah people atau orang kita sendiri. Jadi itu yang kita akan kembangkan untuk menjadi talent pool. Walupun kita di bawah Ooredoo saya ingin  people bisa ditaruh di Myanmar dan atau negara lain.

Setelah itu, saya juga berkeliling. Saya berkunjung ke bagian teknisi, distributor dan juga outlet untuk bertemu dengan orang-orangnya secara langsung.

Saya menginginkan setiap karyawan Indosat Ooredo terbuka, tak terkecuali serikat  pekerja. Sejak saya menjabat sebagai Dirut,  serikat pekerja  berani mengemukakan pendapat. Mereka berani bilang, siapa saja orang-orang yang layak diangkat.

Berbicara soal kerugian perusahaan, itu memang benar terjadi. Bisnis SMS dan suara terus menurun. Dan selama ini Indosat tidak bisa men-deliver seperti yang dijanjikan.

Sebagai contoh, Indosat menjanjikan dengan nominal belanja modal (capex) yang ditentukan,  pemegang saham akan mendapatkan nominal lebih misalnya. Tapi itu tak terjadi. Proses belanja modal yang disetujui kadang terlambat dua tahun.

Lalu capex semakin terbatas. Alhasil jaringan menjadi jelek, karena keterbatasan capex

Saya menggunakan Boston Consultan selama pekan. Dari hasil konsultasi tersebut keluar nominal capex yang diperlukan oleh Indosat yakni sebesar Rp 30 triliun.

Sebenarnya SDM yang ada di Indonesia, tidak kalah jauh dengan SDM asing. Saya ingin dalam tiga tahun nanti pos yang ada asing di Indosat harus diisi oleh orang Indonesia.

Bukan berarti orang asing dikeluarkan, namun Indosat harus full of talent. Kendati begitu, dunia teknologi masih membutuhkan asing agar dapat berinovasi.

Saya selama ini tidak punya tokoh favorit. Saya mengidolakan ayah saya yang berlatar belakang tentara. Sosok tersebutlah yang mengajarkan prinsip, harus memanusiakan manusia.                      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Mesti Sinaga