Harusnya produksi September, sumur YYA-1 di Anjungan YY malah bocor



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina sedang melakukan investigasi atas musibah semburan minyak dan gas bumi yang terjadi di Sumur YYA-1 di Anjungan YY Blok ONWJ dengan operator Pertamina Hulu Energi ONWJ.

Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan H Samsu menyampaikan, saat ini pihaknya masih melakukan investigasi yang menyeluruh dan mendalam terkait dengan penyebab kejadian itu.

Baca Juga: Semburan minyak dan gas di laut berada di anjungan baru Blok ONWJ, ini kronologisnya


Tapi menurut indikasikasinya, kebocoran terjadi akibat anomali tekanan pada saat pengeboran sumur YYA-1, yang hasilnya muncul gelombang gas dan tumpahan minyak. "Dampaknya, terjadi pergeseran pondasi anjungan," kata Dharmawan dalam acara konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Kamis (25/7).

Seperti diberitakan Kontan.co.id Senin 25 Maret 2019, Direktur Utama PHE, Meidawati menegaskan PHE ONWJ adalah KKKS pertama di Indonesia yang menerapkan skema gross split.

"Proses pabrikasi Anjungan YYA yang tepat waktu membuktikan kami menerapkan gross split dengan tepat, sehingga segala sesuatunya lebih efisien. Hal ini juga membuktikan PHE ONWJ tetap semangat terus meningkatkan produksi migas nasional," kata Meidawati dalam siaran pers, Senin (25/3).

Setelah selesai tahap pabrikasi Anjungan YYA yang dilakukan oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard, akhirnya Senin, 25 Maret 2019 Anjungan YYA diberangkatkan “Sail Away” menuju lepas Pantai Utara Jawa Barat.

Sejak dimulainya tahap pabrikasi di bulan Agustus 2018, milestone pengembangan Lapangan YY diharapkan memenuhi OTOBOSOR (on time, on budget, on scope dan on return) dan tentunya tetap mengedepankan aspek keselamatan, kesehatan dan lindung lingkungan dalam pelaksanaanya.

Direktur Pengembangan PHE, Afif Saifudin menambahkan Aging Facilities adalah tantangan tersendiri. Mengurangi natural decline tentunya membutuhkan strategi khusus.

"Yang kami lakukan dengan Pengembangan lapangan YY adalah langkah nyata PHE khususnya PHE ONWJ untuk mengejar target produksi. Anjungan YYA yang direncanakan terdiri dari tiga sumur dan slot dua sumur tambahan untuk antisipasi drilling pada masa mendatang,"katanya.

Baca Juga: Tim emergency PHE gandeng warga bersihkan pantai terdampak sumur YYA

Perjalanan menuju lokasi pemasangan akan memakan waktu selama sekitar 7-9 hari, sehingga diperkirakan di awal April, pemasangan Anjungan YYA yang terdiri atas pile, jacket, dan topside termasuk boat landing anjungan sudah dapat dilakukan. "Kami berharap pengembangan lapangan YY sesuai dengan timeline ”ujar GM PHE ONWJ Siswantoro M. Prasodjo.

Secara paralel dalam waktu yang bersamaan yaitu sejak bulan Januari hingga Februari 2019, telah terlebih dahulu dilakukan pemasangan pipa penyalur bawah laut sepanjang 13,5 km dari lokasi rencana Anjungan YYA ke Anjungan KLB.

Pipa bawah laut tersebut akan digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas ke Anjungan KLB yang selanjutnya minyak akan dialirkan ke central plant utk pemprosesan dan dialirkan ke FSO Arco Arjuna, sedangkan gas akan disalurkan ke Anjungan Mike-Mike dan kemudian ke Muara Karang untuk didistribusikan ke konsumen.

Proyek dengan alokasi biaya US$ 85,4 juta dengan potensi cadangan minyak dan gas yang cukup besar mencapai 4 MMBO dan gas 21,2 BSCF direncanakan berproduksi pada akhir September 2019. Diharapkan nantinya Lapangan YY akan menyumbang tambahan produksi minyak sebesar 4.065 BOPD dan gas bumi mencapai 25,5 MMSCFD.

Produksi dari Lapangan YY akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.

Baca Juga: Pertamina sewa Boot & Coots untuk tangani semburan gas di sumur gas YYA-1

Sebelumnya di tahun 2018 telah berhasil melaksanakan pemasangan anjungan SPA sebagai pengembangan Lapangan SP dan PHE ONWJ menerima beberapa penghagaan antara lain dari SKK Migas, yaitu Exceptional Endevour in Implementing PSC Gross Split and Initiatives in Financial Compliance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini