Harvey-Irma bisa jadi alasan Fed tahan suku bunga



KONTAN.CO.ID - Badai Harvei dan Badai Irma yang memporakporandakan sejumlah wilayah Amerika Serikat menyebabkan guncangan pada perekonomian Negeri Paman Sam itu. Menurut sejumlah analis, badai ini bisa menjadi alasan kuat bagi The Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga acuannya hingga akhir tahun.

Saat ini, Badai Irma masih bergerak menuju pantai Florida. Kendati demikian, Goldman Sachs dan Bank of America-Merrill Lynch telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS kuartal III sebesar 1% dan 0,4% karena Badai Harvey yang menyerang Texas dan Louisiana.

"Saya rasa hal ini akan menjadi alasan bagi The Fed untuk menahan diri dari kebijakan kenaikan suku bunga acuan. Saya rasa hal itu akan menjadi kesimpulan yang logis," jelas Hugh Young, analis dari Aberdeen Standard Investments' Asia head.


Para petinggi The Fed, dalam proyeksi teranyar mereka mengindikasikan adanya rencana kenaikan suku bunga acuan sebanyak satu kali lagi tahun ini dari dua kenaikan yang dilakukan pada Maret dan Juni. Namun, lemahnya data inflasi mendorong adanya pernyataan dovish dari sejumlah anggota the Fed. Kondisi ini menyebabkan pelaku pasar meyakini tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan hingga 2018 mendatang.

Presiden The Fed New York William Dudley pada Jumat (8/9) lalu mengakui bahwa dua badai yang menyerang AS dapat berdampak pada waktu pelaksanaan kenaikan suku bunga The Fed. Namun, upaya pembangunan kembali kota-kota pasca serangan badai akan mendongkrak aktivitas perekonomian dalam jangka panjang.

Selain badai, ada sejumlah faktor lain yang akan mempengaruhi kebijakan suku bunga acuan pada tahun ini.

Menurut Frank Lavin, chief executive of business consultancy Export Now, salah satunya adalah ketidakpastian mengenai siapa yang akan menduduki kursi kepemimpinan The Fed nantinya.

"Jangan lupa bahwa kita memiliki sejumlah lowongan di The Fed saat ini dan biasanya, dilihat secara historis, semua orang melakukan aksi wait and see. Mereka tidak mau mempolitisir pemilihan pemimpin The Fed selanjutnya...sehingga semua orang hanya duduk diam dan tenang," kata Lavin.

Di sisi lain, kondisi yang terjadi sekarang, perusahaan asuransi dan reasuransi akan mengalami pukulan kinerja terbesar akibat terjadinya dua badai.

"Saya rasa, perusahaan reasuransi dan asuransi akan mengalami pukulan telak. Tidak semua perusahaan akan melaporkan keuntungan untuk tahun ini," jelas Elyse Greenspan, equity research analyst Wells Fargo Securities.

Greenspan memproyeksikan industri asuransi akan merugi sekitar US$ 60 miliar. Perinciannya, kerugian sebesar US$ 40 miliar berasal dari Irma dan US$ 20 miliar disebabkan oleh Harvey.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie