KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo menjawab tudingan yang menyebut bahwa dirinya mendapatkan jatah proyek di Ibu Kota Negara (IKN). Hashim yang juga merupakan CEO Arsari Group menyatakan, perusahaannya telah memiliki lahan di Balikpapan sejak tahun 2007. Ketika itu Ia memutuskan membeli suatu perusahaan yang mempunyai Perizininan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) sekitar 265.000 Hektar (Ha) di wilayah Kalimantan Timur. Lalu, pada 2013 Ia melepaskan kepemilikan lahannya sebesar 93.000 hektar ke masyarakat dan pemerintah daerah. “Saya melepaskan ke masyarakat tanpa mendapat kompensasi apapun, itu tahun 2013,” ucap Hashim dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/2).
Setelah itu, Arsari Group yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencari sumber air untuk kebutuhan perusahaan. Hashim menyebut, pada tahun 2016 Arsari Group menunjuk konsultan air dari Belanda,Witteveen Bos untuk melihat seberapa banyak potensi pasokan air yang dimiliki untuk kegiatan usahanya di sana.
Baca Juga: Ini 9 Aturan Turunan UU IKN yang Ditargetkan Rampung Maret-April Berdasarkan hasil studi kelayakan Witteveen Bos, ternyata di wilayah perusahaannya topografinya sangat mendukung untuk dibangun bendungan yang bisa menghasilkan air melimpah. Karena itu, Ia akhirnya berencana untuk juga memasok air bersih di wilayah Kalimantan Timur agar grup perusahaannya mempunyai peran membantu memasok air bersih yang saat ini masih terbatas d sejumlah daerah di Kalimantan Timur. "Berdasarkan hasil tersebut, target distribusi air bersih selain untuk keperluan industri perusahaan, juga bisa untuk masyarakat dan industri di Balikpapan, Samarinda dan kota lain di sekitarnya," ucap dia. Hashim menyebut, keinginan pihaknya untuk menyediakan air bersih untuk masyarakat setempat sudah lama direncanakan sejak tahun 2016. Proyek air bersih tersebut juga atas permintaan masyarakat Kalimantan Timur.
Baca Juga: Kementerian PUPR Siapkan 2.500 Unit Hunian untuk ASN dan TNI/Polri di Kawasan IKN Hashim memperkirakan nilai investasi proyek air bersih tersebut sekitar US$ 330 juta. Ia menegaskan, sumber anggaran proyek air bersih tersebut bukan berasal dari APBN, melainkan murni investasi swasta. “Saya mau sampaikan, kontrak belum ditandatangani,
so bagaimana ini bisa dianggap rejeki dari langit, ini kontrak belum ditandatangani,” ucap Hashim. Lebih lanjut Hashim menanggapi tudingan sejumlah pihak terkait adanya bagi-bagi proyek di Ibu Kota Negara (IKN), Hashim menegaskan saat ini pihaknya belum mendapat kontrak dari pemerintah pusat. “Tidak ada
deal politik, tidak ada bagi bagi proyek. Saya bisa katakan bahwa itu adalah bohong. Ini kebohongan besar sekali, juga merupakan fitnah menurut saya, tidak ada deal politik. Itu proyek air bersih semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat Kalimantan Timur atas permintaan dari masyarakat Kalimantan Timur,” ujar Hashim. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .