NUSA DUA. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut industri kelapa sawit memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara dan memberi penghidupan bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah berjanji akan memberi dukungan terhadap industri tersebut. "Ada tiga poin kenapa pemerintah menganggap industri kelapa sawit sangat penting dan berharga," ujar JK dalam sambutannya pada 11th Indonesian Palm Oil Conference and 2016 Price Outlook (IPOC) di Nusa Dua Bali, Kamis (26/11). Pertama, kelapa sawit menjadi sumber oil and fat terbesar untuk makanan. Kedua, Indonesia punya andil sebagai produsen kelapa sawit terbesar di pasar global. Ketiga, industri kelapa sawit memberikan kontribusi bagi pendapatan dan lapangan kerja terbesar di sektor perkebunan di luar padi. "Dengan dampak besar yang diberikan kepada ekonomi, sudah semestinya industri kelapa sawit harus didukung bersama," ujar JK. Sejak awal, kata JK, pemerintah mendukung mandatori biodiesel di sektor transportasi dan energi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan hilirisasi industri kelapa sawit dan nilai tambah kelapa sawit. Untuk mendukung pengembangan industri kelapa sawit, pemerintah juga berencana membangun sejumlah pelabuhan. Tujuannya supaya ekspor meningkat dan pendapatan devisa lebih besar. Sementara itu Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono meminta pemerintah menetapkan industri kelapa sawit sebagai industri strategis. Alasannya, industri ini mampu berkontribusi besar bagi perekonomian negara. Joko memaparkan, dari segi lapangan kerja, industri kelapa sawit membuka lapangan kerja kepada 4 juta kepala keluarga, di mana16 juta orang menggantungkan hidupnya dari kelapa sawit. Industri kelapa sawit juga punya peran penting dalam membantu pemerataan pembangunan daerah karena perkebunan banyak dibuka di luar pulau Jawa. Pada 2014, industri kelapa sawit menjadi penghasil devisa terbesar non migas dengan nilai sekitar US$ 21 miliar, atau 13,4% dari total nilai ekspor. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hasil devisa besar, JK janji dukung industri sawit
NUSA DUA. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut industri kelapa sawit memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara dan memberi penghidupan bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah berjanji akan memberi dukungan terhadap industri tersebut. "Ada tiga poin kenapa pemerintah menganggap industri kelapa sawit sangat penting dan berharga," ujar JK dalam sambutannya pada 11th Indonesian Palm Oil Conference and 2016 Price Outlook (IPOC) di Nusa Dua Bali, Kamis (26/11). Pertama, kelapa sawit menjadi sumber oil and fat terbesar untuk makanan. Kedua, Indonesia punya andil sebagai produsen kelapa sawit terbesar di pasar global. Ketiga, industri kelapa sawit memberikan kontribusi bagi pendapatan dan lapangan kerja terbesar di sektor perkebunan di luar padi. "Dengan dampak besar yang diberikan kepada ekonomi, sudah semestinya industri kelapa sawit harus didukung bersama," ujar JK. Sejak awal, kata JK, pemerintah mendukung mandatori biodiesel di sektor transportasi dan energi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan hilirisasi industri kelapa sawit dan nilai tambah kelapa sawit. Untuk mendukung pengembangan industri kelapa sawit, pemerintah juga berencana membangun sejumlah pelabuhan. Tujuannya supaya ekspor meningkat dan pendapatan devisa lebih besar. Sementara itu Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono meminta pemerintah menetapkan industri kelapa sawit sebagai industri strategis. Alasannya, industri ini mampu berkontribusi besar bagi perekonomian negara. Joko memaparkan, dari segi lapangan kerja, industri kelapa sawit membuka lapangan kerja kepada 4 juta kepala keluarga, di mana16 juta orang menggantungkan hidupnya dari kelapa sawit. Industri kelapa sawit juga punya peran penting dalam membantu pemerataan pembangunan daerah karena perkebunan banyak dibuka di luar pulau Jawa. Pada 2014, industri kelapa sawit menjadi penghasil devisa terbesar non migas dengan nilai sekitar US$ 21 miliar, atau 13,4% dari total nilai ekspor. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News