Hasil investasi asuransi jiwa melempem



JAKARTA. Menjelang tengah tahun, iklim investasi belum ramah bagi asuransi jiwa. Pemain sektor ini mengaku sulit mengerek hasil investasi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga April 2017, hasil investasi dicatatkan perusahaan asuransi jiwa hanya sebesar Rp 8,59 triliun. Angka ini turun 2,16% dibandingkan periode sama tahun lalu, Rp 8,78 triliun.

Direktur PT Asuransi Jiwasraya Hary Prasetyo mengakui, perolehan hasil investasi mendekati akhir paruh pertama tahun ini masih jauh dari harapan. "Dari target hasil investasi Rp 600 miliar sampai semester I-2017 baru sekitar separuh," kata dia.


Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja investasi. Diantaranya imbal hasil dari instrumen surat utang melemah. Baik obligasi negara maupun surat utang korporasi. Salah satunya disebabkan status investment grade yang diikuti penurunan tingkat imbal hasil surat utang.

Sementara, menurut Hary, efek peningkatan rating ke bursa saham tak terlalu besar. Harga saham cenderung bergerak mendatar. Jiwasraya harus berhati-hati dan menghindari risiko bila terjadi turbulensi pasar. Tantangan lain adalah sejumlah saham sudah overpriced. "Jadi untuk naik agak sulit," ungkap Hary.

Sebagai jalan tengah, Jiwasraya memilih menempatkan dana di reksadana. Dari dana investasi Rp 36 triliun, sebesar 46% diantaranya masuk ke reksadana dan saham 22%.

Daniel Halim Direktur PT Asuransi Adisarana Wanaarhta bilang, pergerakan pasar saham dan imbal hasil surat utang masih belum bergairah. "Sementara kami juga harus mengejar kewajiban investasi di SUN," ungkapnya.

Saat ini, 47% dari total dana investasi Wanaartha ditempatkan di surat utang dan 15% deposito. Sisanya saham dan reksadana.

Sementara, PT Asuransi Jiwa Mandiri Inhealth masih bisa membukukan hasil investasi 15% hingga April 2017. Direktur Mandiri Inhealth Armendra menyebut pihaknya mengantongi hasil investasi Rp 57 miliar. "Ini buah dari kedisiplinan menginvestasikan sesuai karakteristik kewajiban kami," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini