Hasil investasi asuransi umum terus meningkat



JAKARTA. Tren hasil investasi perusahaan asuransi umum dan reasuransi konvensional sepanjang tahun ini terus meningkat. Selain karena dana investasi yang meningkat, juga karena sebagian porsi investasi asuransi umum ditempatkan di deposito berjangka dan sertifikat deposito yang tidak terpengaruh volatilitas pasar modal.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil investasi asuransi umum dan reasuransi konvensional di awal tahun ini baru sebesar Rp 304 miliar. Angka tersebut terus meningkat dan hingga Juli 2015 mencapai Rp 2,26 triliun. Adapun total dana investasi asuransi umum mencapai Rp 64,19 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Julian Noor mengatakan, pertumbuhan hasil investasi asuransi umum ditopang pemilihan portofolio yang relatif aman. Menurut dia, alokasi investasi asuransi umum di instrumen saham sangat mini yakni hanya 6,29%.


"Karena lebih banyak di alokasikan pada deposito maka relatif aman dari gangguan investasi seperti yang terjadi di saham. Kami (asuransi umum) terimbas paling sedikit," kata Julian.

Porsi penempatan dana kelolaan asuransi umum paling besar masih di deposito. Per Juli 2015, sekitar 50% dana investasi asuransi umum berada di deposito. Ini lebih bertujuan untuk menjaga likuiditas dan bisa mengakomodir klaim mendadak.

Pada reksadana, pilihan asuransi umum jatuh pada reksadana pendapatan tetap. Reksadana saham atau campuran jarang dipilih karena pertimbangan likuiditas. Kalaupun memilih saham juga lebih banyak saham bluechip.

Sementara jenis obligasi atau surat utang negara (SUN) yang dipilih memiliki tenor pendek. Ini untuk menyesuaikan kebutuhan dana untuk jangka pendek. Debie Wijaya, Ketua Departemen Konferensi Internasional AAUI menambahkan, strategi penempatan dana tersebut untuk kepentingan stakeholder dan menumbuhkan kepercayaan nasabah. Klaim asuransi umum harus dilayani, meskipun kondisi pasar menggerogoti hasil investasi.

"Hasil investasi kami tetap terjaga. Kami main aman. Bukan tidak berani berspekulasi, namun tidak diperbolehkan," imbuh Debie. Tahun ini, Julian bilang, bisnis asuransi umum tumbuh melambat. Jika di 2014, pertumbuhan premi bisa 11%-12%, tahun ini hanya 8%-9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie