KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun BCA mencatatkan hasil investasi perusahaan pada kuartal I-2024 menunjukkan kinerja yang positif. Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno menyampaikan, hasil investasi yang terealisasi pada periode Januari 2024 hingga Maret 2024 mencapai Rp 75,60 miliar. "Angka itu naik 3,38%, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 sebesar Rp 73,13 miliar," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (17/4).
Berdasarkan data perusahaan, Budi menyebut investasi yang terealisasi pada periode Januari 2024 hingga Maret 2024 mencapai Rp 4,69 triliun. Dia bilang angka itu naik 3,76% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 sebesar Rp 4,52 triliun. "Jadi, secara keseluruhan, realisasi investasi perusahaan pada kuartal I-2024 menunjukkan tren positif dan pertumbuhan yang baik," katanya.
Baca Juga: Dapen Bank Mandiri Catat Hasil Investasi Positif di Kuartal I-2024 Mengenai target investasi, Budi menjelaskan pihaknya memproyeksi ROI sebesar 8,5% pada tahun ini. Adapun secara nilai sekitar Rp 311 miliar. Dia menambahkan imbal hasil yang dibagikan ke orang pensiun yang punya dana merupakan seluruh laba yang didapat. Sebab, dapen tak boleh mencadangkan laba. Lebih lanjut, Budi menyampaikan strategi pengelolaan investasi perusahaan tidak banyak berubah untuk tahun ini, yaitu matching antara kebutuhan dana dengan investasi (liability driven). Adapun strategi pertama secara jangka pendek kurang dari 1 tahun untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dengan peningkatan pada investasi pasar uang (Deposito, DOC, SBI, dan Sertifikat Deposito). Dia bilang hal itu sesuai dengan komitmen Dapen BCA untuk menjaga level likuiditas pembayaran manfaat pensiun yang makin besar. Adapun strategi jangka menengah dengan durasi 1 tahun hingga 5 tahun masuk pada investasi Obligasi Korporasi dan SBN dengan durasi 5 tahun, serta reksadana pendapatan tetap. Budi menerangkan strategi jangka panjang untuk mencari value yang tinggi masuk pada investasi SBN lebih dari 5 tahun, Saham, Penyertaan Langsung, dan tanah bangunan. Dia mengatakan pihaknya melihat akan ada volatilitas yang cukup besar pada pasar saham terkait dengan perkembangan global. Dengan demikian, perubahan yang dilakukan, yaitu mengurangi porsi investasi saham dan menambah porsi investasi pendapatan tetap. Menurutnya, sentimen yang akan memengaruhi hasil investasi pada tahun ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Beberapa faktor tersebut, di antaranya kondisi ekonomi global, seperti perkembangan ekonomi global, termasuk kebijakan moneter The Fed, dan ketidakstabilan geopolitik, dapat memengaruhi arus modal dan keputusan investasi.
Baca Juga: Hasil Investasi Dana Pensiun Melonjak di Kuartal I-2024 Selain itu, terkait kebijakan pemerintah, yakni kebijakan fiskal dan moneter yang kemungkinan akan diterapkan oleh pemerintah baru, seperti insentif pajak, deregulasi, dan dukungan terhadap sektor tertentu, tentu dapat mempengaruhi iklim investasi. Sentimen lainnya, yakni kondisi pasar modal, seperti kinerja pasar saham, obligasi, dan komoditas akan memengaruhi minat investor. Ditambah penurunan suku bunga, volatilitas, dan likuiditas pasar juga berperan. Dia bilang kondisi makroekonomi juga berperan dalam hasil investasi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan stabilitas mata uang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi