JAKARTA. Kondisi pasar keuangan yang tak terlalu bagus di sepanjang tahun lalu, berpengaruh negatif pada kinerja industri asuransi jiwa. Laporan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi asuransi jiwa hanya tumbuh 5,8%. Direktur Eksekutif AAJI Benny Waworuntu menjelaskan nilai premi asuransi jiwa tercatat Rp 113,93 triliun. Pertumbuhan imut-imut tersebut akibat pertumbuhan ekonomi memburuk, baik di dalam negeri maupun luar negeri pada kuartal IV lalu. "Indeks saham menurun dan inflasi cukup tinggi," kata Benny di Jakarta, Kamis (13/2). Selain itu, pertumbuhan disebabkan menurunnya nilai total premi bisnis baru dan anjloknya kontribusi pendapatan premi dari single premium. Kontribusi terbesar terhadap premi masih datang dari unitlink, dengan 54,6%. Sedangkan produk tradisional menyumbang 45,4%.
Hasil investasi melorot, premi tumbuh mini
JAKARTA. Kondisi pasar keuangan yang tak terlalu bagus di sepanjang tahun lalu, berpengaruh negatif pada kinerja industri asuransi jiwa. Laporan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi asuransi jiwa hanya tumbuh 5,8%. Direktur Eksekutif AAJI Benny Waworuntu menjelaskan nilai premi asuransi jiwa tercatat Rp 113,93 triliun. Pertumbuhan imut-imut tersebut akibat pertumbuhan ekonomi memburuk, baik di dalam negeri maupun luar negeri pada kuartal IV lalu. "Indeks saham menurun dan inflasi cukup tinggi," kata Benny di Jakarta, Kamis (13/2). Selain itu, pertumbuhan disebabkan menurunnya nilai total premi bisnis baru dan anjloknya kontribusi pendapatan premi dari single premium. Kontribusi terbesar terhadap premi masih datang dari unitlink, dengan 54,6%. Sedangkan produk tradisional menyumbang 45,4%.