Hasil investasi unitlink mulai positif



JAKARTA. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Itu yang terjadi di industri unitlink. Hancur-hancuran di awal tahun, hasil investasi unitlink berbasis saham menunjukkan perbaikan pada pertengahan tahun . Berdasarkan riset KONTAN, periode awal tahun hingga 9 Agustus lalu, investasi produk asuransi berbalut investasi ini tumbuh 2,5%-9%. Membaiknya indeks harga saham menjadi pemicu mulai menghijaunya performa unitlink.

Iwan Pasila, Chief Financial Officer (CFO) AXA Mandiri Financial Service menjelaskan, kunci keberhasilan adalah pemilihan manajer investasi. Imbal hasil unitlik sangat ditentukan kondisi pasar. "Kalau pasar bagus, return otomatis mengikuti," ujar Iwan, Senin (13/8).

Hingga 9 Agustus 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup memuaskan, di level 4131,17, tumbuh 8,45% ketimbang awal tahun. Namun, kondisi ini belum menjadikan pelaku industri tenang. Soalnya, kondisi ekonomi global sedang tidak menentu akibat krisis Eropa dan melemahnya ekonomi China. Iwan tidak berani menjanjikan, apakah untilink bisa memberi hasil 10%-15% akhir tahun nanti. "Kami tidak berani memprediksi," elaknya.


Mendorong industri

Hary Prasetyo, Direktur Keuangan Asuransi Jiwasraya, memprediksi imbal hasil unitlink sampai akhir tahun hanya sekitar 10%. Saat ini pasar masih susah tumbuh tinggi akibat tertahan kondisi Eropa.

Sepanjang semester I-2012 Jiwasraya mengantongi pendapatan premi sekitar Rp 2,4 triliun alias tumbuh 38% dibandingkan periode sama tahun lalu. Komposisi premi, ter besar dari produk asuransi kesehatan sekitar 70%-80%. Sementara unitlink 10%-20%.

Hendrisman Rahim, Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, optimistis hasil positif investasi unitlink akan berpengaruh ke industri. Maklum sejak imbal hasil unitlink saham jeblok tahun lalu, jumlah premi baru unitlink ikut menyusut. Per kuartal I lalu, premi baru unitlink hanya Rp 7,8 triliun, merosot 15,2% dibandingkan periode sama tahun. Padahal, premi asuransi tradisional tumbuh 58% menjadi Rp 8,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri