KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan bergerak terbatas pada awal perdagangan Selasa (28/8). Pasalnya, investor diperkirakan menanti pelaksanaan lelang SUN oleh pemerintah. Hasil lelang yang ditargetkan pemerintah mencapai Rp 10 triliun ini akan menentukan arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder.

Dari faktor eksternal, Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra menyampaikan, adanya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Meksiko mendorong kenaikan indeks pasar saham global. Ini mengindikasikan bahwa investor telah berani kembali masuk ke aset yang berisiko di tengah ketidakpastian pasar dalam beberapa bulan terakhir.

“Kondisi tersebut kami perkirakan akan berdampak pada pasar surat utang negara-negara berkembang yang menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi,” kata Made dalam riset hari ini.

Sementara itu, meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah mampu mendorong penurunan imbal hasil SUN pada perdagangan kemarin (27/8). Pergerakan imbal hasil cenderung mengalami penurunan rata-rata sebesar 2 bps yang mana penurunan imbal hasil terbesar didapati oleh SUN bertenor menengah hingga panjang.

Secara teknikal, harga SUN masih berada di area konsolidasi untuk tenor 1 - 10 tahun, sehingga diperkirakan pergerakan harganya dalam jangka pendek akan cenderung stagnan. Adapun untuk tenor di atas 10 - 15 tahun, indikator teknikal menunjukkan adanya peluang tren kenaikan harga dalam jangka pendek.

Berdasarkan hal-hal tersebut, Made menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN berdasarkan hasil lelang hari ini. Di samping itu, di tengah pergerakan harga SUN yang masih terbatas, akumulasi pembelian secara bertahap dapat menjadi pilihan.

Hari ini, Made merekomendasi seri obligasi negara yang cukup prospektif antara lain FR0069, FR0036, FR0043, FR0070, FR0052, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia