Hasil lelang sukuk negara meleset dari target



JAKARTA. Pemerintah memenangkan permintaan pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk di bawah target indikatif. Dari target indikatif Rp 1,5 triliun pada lelang, kemarin (16/4),  pemerintah hanya memenangkan Rp 1,2 triliun.

Dari lima seri sukuk yang ditawarkan kepada investor, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang hanya memenangkan tiga seri sukuk. Seri yang dimenangkan adalah seri SPN-S 17102013 bertenor 6 bulan dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang 4,19141%. Seri PBS003 bertenor 14 tahun, dengan yield rata-rata tertimbang 6,48864%, dan seri PBS004 bertenor 24 tahun, dengan yield rata-rata tertimbang sebesar 6,77978%.

Investor paling tertarik masuk ke surat utang tenor pendek seri SPN-S 17102013. Penawaran yang masuk di seri ini sebesar Rp 1,101 triliun. Disusul dengan seri PBS004 sebanyak Rp 994 miliar. Namun, pemerintah lebih banyak menyerap seri PBS004 sebanyak Rp 765 miliar. Sementara, seri SPN-S 17102013 hanya terserap Rp 400 miliar.


Analis NC Securities, I Made Adi Saputra menjelaskan, yield yang diajukan investor relatif turun ketimbang lelang sukuk sebelumnya. Itu terlihat dari nominal yang dimenangkan pemerintah lebih tinggi dari lelang sebelumnya yang hanya Rp 645 miliar.

Meski begitu, target tetap  tidak tercapai lantaran investor masih meminta yield tinggi pada seri PBS001 dan PBS005. Adapun alasan pemerintah hanya menyerap tiga seri sukuk lainnya karena pertimbangan yield yang sesuai dengan kondisi pasar.

"Pemerintah sudah melakukan hitung-hitungan terkait biaya yang harus ditanggung. Dari sisi pemerintah, pertimbangan utama sepertinya adalah yield yang wajar dengan tenor panjang," ujar Made, Selasa (16/4).

Tapi, penawaran banyak yang masuk ke tenor pendek yakni SPN-S 03102013, karena seri ini dianggap instrumen utang jangka pendek yang cukup likuid. Investor yang banyak memburu seri ini adalah perbankan konvensional dan perbankan syariah.

Ariawan, analis Sucorinvest Central Gani menuturkan, yield yang diminta investor relatif baik. Pada lelang selanjutnya, yield masih tidak akan jauh berbeda dengan di pasar sekunder. Prediksi Made, yield akan kembali naik seiring rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini