Hasil Lelang Surat Berharga Syariah Turun, Cermati Faktor Pemicunya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Minat investor terhadap lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (20/6) dinilai masih tinggi. Penawaran masuk pada lelang pekan ini mencatatkan nilai sebesar Rp 41,38 triliun.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan bahwa hasil lelang kali ini sudah cukup tinggi karena melihat dari target indikasi hanya Rp 7 triliun. 

"Saya pikir sudah cukup tinggi karena nilai oversubscribe hampir 6 kali, walaupun lebih rendah dibandingkan dua pekan lalu yang mencapai Rp 60 triliun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/6).


Baca Juga: Sukuk Negara Seri PBS035 Tawarkan Imbal Hasil Menarik

Dia menilai, penurunan penawaran lelang inipun dipengaruhi ekspektasi Fed Rate yang kemungkinan akan naik dua kali sebesar 25 basis poin (bps). Selain itu, sejak Fed Rate pekan lalu rupiah mengalami kecenderungan terdepresiasi karena sudah melewati level psikologis di Rp 15.000.

"Jadi, mungkin ini yang juga mendorong asing untuk menahan diri masuk ke pasar SBN di lelang kali ini," sambungnya.

Dilihat dari serinya, PBS037 yang bakal jatuh tempo Maret 2036 tercatat sebagai seri dengan jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp 12,01 triliun. Berbanding terbalik dengan dua pekan sebelumnya seri PBS036 yang memiliki jatuh tempo 2025 yang paling banyak diburu.

Fikri mencermati, investor cenderung memilih tenor menengah panjang karena relatif lebih flat dari yield on cost. Kemudian yield spread dilihat tipis sehingga investor memanfaatkan yield tenor jangka panjang yang masih bagus.

Adapun yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan dari seri PBS037 sebesar 6,43%. Sementara seri PBS036 sebesar 5,68%.

Baca Juga: Utang Luar Negeri BUMN Turun, Ini Penyebabnya

"Juga, sifat SBN itu lebih tidak likuid diperdagangkan dibandingkan SUN sehingga investor memilih tenor-tenor yang lebih panjang," paparnya.

Senada, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan bahwa investor mencari yield yang paling menarik dan relatif dengan tenor yang paling mendekati obligasi 10 tahun. "Permintaan yang masuk untuk PBS037 tenor 13 tahun sebesar Rp 12 triliun dengan level permintaan tertinggi pada yield 6,65%, apabila dibandingkan dengan FR0096 tenor 10 tahun yield 6,30%," sambungnya.

Dia juga menuturkan bahwa pergerakan yield pada lelang kali ini lebih rendah dibandingkan lelang dua minggu yang lalu. Sebagai contoh, pada lelang 2 minggu lalu, yield tertinggi yang dimenangkan untuk PBS037 berada 6,65%, sedangkan pada lelang hari PBS037 berada pada yield 6,43%.

"Pada lelang kali ini, yield permintaan yang masuk 6,43% - 6,65% dan pemerintah tentu akan memberikan awards pada level 6,43%, serta secara total hanya menargetkan Rp 7 triliun," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli