KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR006 berhasil melebihi target indikatif pemerintah. Tapi jika dibandingkan dengan penjualan SBR005, nilai penjualan dan jumlah investornya menurun. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menetapkan hasil penjualan SBR006 sebesar Rp 2,26 triliun, melebihi target indikatif sebesar Rp 2 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan penjualan SBR005 di awal tahun yang mencapai Rp 4 triliun, penjualan SBR006 jadi kalah jauh. Demikian juga dengan total jumlah investor SBR006 yang mencapai 9.520 investor. Sebagai perbandingan total investor SBR005 mencapai 16.966 investor. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemkeu Loto Srinaita Ginting mengatakan, meski terjadi penurunan bila dibandingkan seri sebelumnya, secara umum ia menganggap capaian SBR006 sukses karena melebihi target indikatif tiap penerbitan surat utang ritel yang sebesar Rp 2 triliun. Loto juga menegaskan karena tujuan utama penerbitan SBN ritel melalui sistem online ini adalah untuk memperluas basis investor domestik, maka ia lebih mengutamakan capaian pertambahan jumlah investor baru di setiap penerbitan. Dari total jumlah investor SBR006 yaitu 9.520 investor, sebanyak 65,34% dari total jumlah investor SBR006 merupakan investor baru. Dari total investor baru, sebesar 52,41% merupakan generasi milenial. "Generasi milenial merupakan target investor yang sangat potensial bagi kami karena karena instrumen SBR ini mempunyai keunggulan antara lain aman, terjangkau dan dapat dibeli secara online sehingga sesuai dengan karakter milenial, apalagi milenial yang baru mulai belajar berinvestasi," kata Loto, Senin (22/4). Senada, Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan berpendapat penjualan SBR006 sukses karena berhasil melebihi target. "Bukan berarti minat investor terus mengecil. Tetapi dari sisi target indikatif pemerintah juga nilainya tidak tinggi dan saya pikir minat investor pada surat utang ritel akan cukup besar," kata Ariawan, Senin (22/4). Sementara, Fikri C. Permana Ekonom Pefindo berpendapat, penjualan surat utang ritel cenderung terus turun karena sebagian besar dana idle yang dimiliki masyarakat sudah lebih dulu digunakan untuk membeli surat utang ritel di awal tahun. Fikri menambahkan, nilai penjualan SBR006 yang lebih rendah daripada seri sebelumnya nilai dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang berjaga-jaga menyiapkan dana tambahan untuk konsumsi di bulan Ramadan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hasil penjualan SBR006 lebih rendah daripada SBR005
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR006 berhasil melebihi target indikatif pemerintah. Tapi jika dibandingkan dengan penjualan SBR005, nilai penjualan dan jumlah investornya menurun. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menetapkan hasil penjualan SBR006 sebesar Rp 2,26 triliun, melebihi target indikatif sebesar Rp 2 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan penjualan SBR005 di awal tahun yang mencapai Rp 4 triliun, penjualan SBR006 jadi kalah jauh. Demikian juga dengan total jumlah investor SBR006 yang mencapai 9.520 investor. Sebagai perbandingan total investor SBR005 mencapai 16.966 investor. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemkeu Loto Srinaita Ginting mengatakan, meski terjadi penurunan bila dibandingkan seri sebelumnya, secara umum ia menganggap capaian SBR006 sukses karena melebihi target indikatif tiap penerbitan surat utang ritel yang sebesar Rp 2 triliun. Loto juga menegaskan karena tujuan utama penerbitan SBN ritel melalui sistem online ini adalah untuk memperluas basis investor domestik, maka ia lebih mengutamakan capaian pertambahan jumlah investor baru di setiap penerbitan. Dari total jumlah investor SBR006 yaitu 9.520 investor, sebanyak 65,34% dari total jumlah investor SBR006 merupakan investor baru. Dari total investor baru, sebesar 52,41% merupakan generasi milenial. "Generasi milenial merupakan target investor yang sangat potensial bagi kami karena karena instrumen SBR ini mempunyai keunggulan antara lain aman, terjangkau dan dapat dibeli secara online sehingga sesuai dengan karakter milenial, apalagi milenial yang baru mulai belajar berinvestasi," kata Loto, Senin (22/4). Senada, Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan berpendapat penjualan SBR006 sukses karena berhasil melebihi target. "Bukan berarti minat investor terus mengecil. Tetapi dari sisi target indikatif pemerintah juga nilainya tidak tinggi dan saya pikir minat investor pada surat utang ritel akan cukup besar," kata Ariawan, Senin (22/4). Sementara, Fikri C. Permana Ekonom Pefindo berpendapat, penjualan surat utang ritel cenderung terus turun karena sebagian besar dana idle yang dimiliki masyarakat sudah lebih dulu digunakan untuk membeli surat utang ritel di awal tahun. Fikri menambahkan, nilai penjualan SBR006 yang lebih rendah daripada seri sebelumnya nilai dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang berjaga-jaga menyiapkan dana tambahan untuk konsumsi di bulan Ramadan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News