Hasil perundingan dagang AS dan China jadi penggerak rupiah sepekan mendatang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelanjutan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China bakal jadi sentimen bagi pergerakan rupiah pada perdagangan sepekan mendatang.

Pada Jumat lalu (22/2), rupiah di pasar spot ditutup menguat tipis 0,09% menjadi Rp 14.057 per dollar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah terdepresiasi 0,15% ke level Rp 14.079 per dollar AS.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan tenggat waktu perundingan dagang AS dan China semakin dekat. Menurutnya, progres perbicangan kedua  negara itu dinanti pelaku pasar.


Kabar terbaru, Wakil Perdana Menteri (PM) China Liu He akan tinggal di Washington selama akhir pekan waktu setempat. Presiden AS Donald Trump dan Liu menyebut, mereka bisa memperpanjang batas waktu negosiasi dari semula 1 Maret 2019.

"Kedua pihak ingin membuat ini menjadi masalah nyata, kami ingin membuatnya menjadi kesepakatan yang bermakna, bukan kesepakatan yang dilakukan dan tidak berarti apa-apa," kata Trump, Jumat (22/2) di Gedung Putih AS seperti dilansir Bloomberg.

David menilai, pergerakan rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. “Kemajuan penyelesaian perang dagang yang membuat rupiah positif,” kata David kepada Kontan.co.id, Jumat (22/2). 

Beberapa hari lalu, AS dan China kabarnya akan memperpanjang putaran perundingan perdagangan. Perundingan antara lain mencakup bidang pertanian, hambatan non-tarif dan layanan, transfer teknologi dan kekayaan intelektual. Tetapi nyatanya belum ada kesepakan yang berujung positif, sehingga membutuhkan waktu untuk merundingkan lagi.

Kata David, kalau tidak ada kesepakatan bisa jadi perundingan akan diperpanjang kembali. Sentimen ini akan membuat mata uang emerging market termasuk rupiah menguat.

Ia memprediksi, untuk perdagangan Senin (25/2), rupiah akan berada di rentang harga Rp 14.000-Rp 14.100 per dollar AS. Sedangkan dalam sepekan di level Rp. 13.900-Rp 14.150 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat