Hasil pilpres positif untuk pasar obligasi



JAKARTA. Penetapan hasil pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) diprediksi bisa memberi angin segar bagi pasar obligasi domestik. Terpilihnya Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indoensia 2014 – 2019 dianggap memberi harapan baru.

Global Markets-Financial Analyst Manager PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Anup Kumar mengatakan penetapan hasil pilpres tersebut setidaknya memberi kejelasan arah bagi kepastian politik Indonesia.

Hanya saja, pasar modal baik saham maupun obligasi masih resiko terkoreksi lantaran pernyataan capres Prabowo Subianto yang menolak hasil penetapan pilpres 2014. “Ini sempat membuat market panik,” ujar Kumar.


Namun ia menilai kepanikan pasar ini tidak akan berlangsung lama. Pasar masih meyakini pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla bakal memimpin dengan baik hingga masa jabatannya berakhir. Yang kini jadi perhatian pasar, lanjut Kumar yakni komposisi kabinet yang akan dibangun oleh Joko Widodo – Jusuf Kalla. “Terutama posisi Menteri Keuangan. Siapa yang akan mengisi,” tambahnya.

Dengan ekspektasi segalanya akan berjalan lancar, Kumar meyakini pasar obligasi domestik makin terapresiasi. Ia menduga pada akhir tahun 2014 ini, posisi dana asing di obligasi pemerintah bisa menjadi 36% dengan nominal bisa mencapai Rp 412 triliun hingga Rp 417 triliun.

Mengutip situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), per 17 Juli 2014 posisi dana asing di obligasi pemerintah sebesar Rp 405,39 triliun atau setara 35,63% dari seluruh nominal obligasi pemerintah yang dapat diperdagangkan.

Yield SUN tenor 10 tahun dengan kondisi pemberitaan saat ini, saya rasa masih di kisaran 8% hingga 8,2% pada akhir tahun ini,” tambah Kumar. Padahal, yield tersebut pada kemarin sempat mencapai level 7,9%. Namun Kumar menilai pencapaian tersebut hanya sebatas euforia menyambut hasil pilpres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia