TOKYO. Bursa Jepang kembali dilanda aksi jual pada transaksi hari ini (6/11). Dengan demikian, penurunan bursa Negeri Sakura ini sudah berlangsung selama dua hari berturut-turut. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.34 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4%. Sedangkan indeks MSCI Pacific turun 0,2%. Aksi jual yang melanda saham-saham di Jepang ini terjadi sebelum digelarnya pemilihan umum Presiden AS. Sekadar informasi, warga AS akan mulai memutuskan pilihannya pada hari ini. Banyak pelaku pasar yang bertanya-tanya, apakan mereka akan kembali memberikan kesempatan kedua bagi Barack Obama untuk kembali memerintah dalam empat tahun ke depan atau menggantikan posisi Obama dengan penantangnya dari partai republik Mitt Romney."Hasil polling pemilu AS benar-benar ketat dan panas. Hal itu terefleksi pada pergerakan pasar hari ini, di mana sulit memperkirakan ke mana arah pasar. Itu yang menyebabkan investor memilih untuk menunggu hingga semuanya kembali normal," papar E William Stone, chief investment strategist PMC Wealth Management di Philadelphia. Selain itu, pelaku pasar juga semakin mencemaskan nasib Yunani, apakah negeri para dewa itu akan gagal memenangkan bailout internasional atau sebaliknya. Apalagi, saat ini, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras tengah menggalang dukungan untuk memenangkan dukungan politik terhadap kebijakan yang dibutuhkan untuk mendapatkan bailout. Rencananya voting parlemen Yunani mengenai hal ini akan digelar paling lambat besok (7/11).
Hasil polling AS panas, gerak Nikkei terhambat
TOKYO. Bursa Jepang kembali dilanda aksi jual pada transaksi hari ini (6/11). Dengan demikian, penurunan bursa Negeri Sakura ini sudah berlangsung selama dua hari berturut-turut. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.34 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4%. Sedangkan indeks MSCI Pacific turun 0,2%. Aksi jual yang melanda saham-saham di Jepang ini terjadi sebelum digelarnya pemilihan umum Presiden AS. Sekadar informasi, warga AS akan mulai memutuskan pilihannya pada hari ini. Banyak pelaku pasar yang bertanya-tanya, apakan mereka akan kembali memberikan kesempatan kedua bagi Barack Obama untuk kembali memerintah dalam empat tahun ke depan atau menggantikan posisi Obama dengan penantangnya dari partai republik Mitt Romney."Hasil polling pemilu AS benar-benar ketat dan panas. Hal itu terefleksi pada pergerakan pasar hari ini, di mana sulit memperkirakan ke mana arah pasar. Itu yang menyebabkan investor memilih untuk menunggu hingga semuanya kembali normal," papar E William Stone, chief investment strategist PMC Wealth Management di Philadelphia. Selain itu, pelaku pasar juga semakin mencemaskan nasib Yunani, apakah negeri para dewa itu akan gagal memenangkan bailout internasional atau sebaliknya. Apalagi, saat ini, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras tengah menggalang dukungan untuk memenangkan dukungan politik terhadap kebijakan yang dibutuhkan untuk mendapatkan bailout. Rencananya voting parlemen Yunani mengenai hal ini akan digelar paling lambat besok (7/11).