Jajaran tempe siap jual yang tersusun rapi di atas rak serta karung-karung berisi kedelai sudah menjadi pemandangan yang lumrah di sentra produksi tempe yang terletak di Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat, Jawa Tengah ini. Suparti, perajin tempe di sentra ini mengambil pasokan bahan baku kedelai dari Gandul, Semarang. Wanita yang kerap disapa Parti ini biasanya sekali berbelanja bisa mencapai tiga kuintal sampai empat kuintal kedelai. Jumlah ini cukup untuk persediaan untuk produksi beberapa minggu ke depan. Dia membeli kedelai Rp 5.000−Rp 6.000 per kilogram (kg) dari pasar. Namun sering kedelai yang dia beli dari pasar masih banyak tercampur dengan bungkil jagung. "Sehingga perlu waktu untuk memilih kedelai sebelum proses pembuatan tempe," ujar Parti.
Hasil produksi dijual ke para tengkulak (2)
Jajaran tempe siap jual yang tersusun rapi di atas rak serta karung-karung berisi kedelai sudah menjadi pemandangan yang lumrah di sentra produksi tempe yang terletak di Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat, Jawa Tengah ini. Suparti, perajin tempe di sentra ini mengambil pasokan bahan baku kedelai dari Gandul, Semarang. Wanita yang kerap disapa Parti ini biasanya sekali berbelanja bisa mencapai tiga kuintal sampai empat kuintal kedelai. Jumlah ini cukup untuk persediaan untuk produksi beberapa minggu ke depan. Dia membeli kedelai Rp 5.000−Rp 6.000 per kilogram (kg) dari pasar. Namun sering kedelai yang dia beli dari pasar masih banyak tercampur dengan bungkil jagung. "Sehingga perlu waktu untuk memilih kedelai sebelum proses pembuatan tempe," ujar Parti.