JAKARTA. Pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) kecewa dengan harga kayu yang dihasilkan dari hutan yang bersertifikat hutan lestari. Pasalnya, selisih harga dengan kayu hutan lain belum bisa menutupi biaya manajemen pengelolaan hutan lestari atau hutan berkelanjutan. Jacob Husin, Direktur Utama PT Sari Bumi Kusuma mengatakan, produk plywood atau kayu lapis dari kayu bersertifikat lestari hanya dihargai 3% lebih tinggi dibanding produk dari kayu tak bersertifikat. Sementara kayu moulding bersertifikat lestari harganya 10% dari kayu biasa. Irsal Yasman, Direktur Utama PT Inhutani I juga berharap produk kayu lestari mendapat harga premium seperti dijanjikan. Sebab, selain harus mengeluarkan dana manajemen pengelolaan hutan berkelanjutan, pengusaha juga harus mengeluarkan biaya untuk mendapat sertifika.
Hasil sertifikasi hutan lestari tak sepadan
JAKARTA. Pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) kecewa dengan harga kayu yang dihasilkan dari hutan yang bersertifikat hutan lestari. Pasalnya, selisih harga dengan kayu hutan lain belum bisa menutupi biaya manajemen pengelolaan hutan lestari atau hutan berkelanjutan. Jacob Husin, Direktur Utama PT Sari Bumi Kusuma mengatakan, produk plywood atau kayu lapis dari kayu bersertifikat lestari hanya dihargai 3% lebih tinggi dibanding produk dari kayu tak bersertifikat. Sementara kayu moulding bersertifikat lestari harganya 10% dari kayu biasa. Irsal Yasman, Direktur Utama PT Inhutani I juga berharap produk kayu lestari mendapat harga premium seperti dijanjikan. Sebab, selain harus mengeluarkan dana manajemen pengelolaan hutan berkelanjutan, pengusaha juga harus mengeluarkan biaya untuk mendapat sertifika.