KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral resmi melarang kegiatan ekspor batubara mulai 1 Januari 2022 hingga 31 Januari 2022. Kebijakan tersebut tak hanya berpengaruh pada perusahaan batubara namun sektor lainnya seperti jasa transportasi ikut terseret. Contohnya, PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (
HAIS) yang bergerak di bidang pengangkutan ini ikut terkena dampak. terlebih, saat ini, hampir 100% komoditas yang diangkut perusahaan adalah batubara. Direktur Hasnur Internasional Shipping, Soma Ariyaka mengatakan, Hasnur Internasional Shipping masih menghitung dampak dari kebijakan tersebut.
"Kami sedang mengevaluasi dampak dari pelarangan tersebut. Di saat yang sama ini menjadi pendorong bagi kami untuk terus merambah pengangkutan komoditas lainnya," kata Soma kepada Kontan.co.id, Senin (3/1). Di tahun ini, manajemen HAIS optimistis bisnis pengangkutan terutama komoditas bisa tetap bertumbuh, didorong dengan pulihnya ekonomi dari pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya masih mengevaluasi rencana penambahan armada agar bisa menangkap peluang yang ada.
Baca Juga: Laba Hasnur International Shipping (HAIS) melonjak 111% pada Kuartal III 2021 Soma menilai, di saat yang sama menjadi tantangan utama adalah harga kapal yang saat ini meningkat signifikan.
Kendati sudah melihat peluang dan tantangan bisnis di 2022, Manajemen Hasnur masih dalam proses finalisasi proyeksi target kinerja bisnis dan anggaran belanja modal tahun ini. Sebagai informasi, sampai dengan September 2021, HAIS mencatatkan pendapatan konsolidasi neto sebesar Rp 296,5 miliar dan laba bersih sebesar Rp 29,8 miliar. Bila dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun 2020, maka pendapatan HAIS meningkat 34%
year on year (yoy) dan laba bersih naik 111% yoy. Soma menjelaskan kenaikan laba seiring dengan naiknya volume kargo. Adapun melesatnya laba juga
inline dengan naiknya pendapatan pada periode sembilan bulan 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari