KONTAN.CO.ID - TOKYO. Berkah tambahan produksi batubara benar-benar menghampiri PT Hasnur Jaya International. Pasca mendapat tambahan izin produksi batubara sebanyak 2 juta ton dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadi 11,5 juta ton, Hasnur langsung mendapat tambahan pesanan dari beberapa kliennya. Pesanan tambahan datang dari Itochu Corporation. Ditandatangani di Tokyo, Jumat (23/8) Hasnur mendapat tambahan pesanan batubara dari Itochu untuk tahun 2018 ini. Perusahaan asal Jepang ini menambah pembelian sebanyak 500.000 ton batubara di tahun 2018 ini. Perjanjian penambahan pesanan ini dilakukan oleh Hendra Santoso, Director PT Bhumi Rantau Energi, anak usaha Hasnur Jaya Internasional dengan Etsuo Kiyota, Deputy General Manager Coal & Nuclear Fuel Departement Metal and Mineral Company Itochu Corporation.
Dengan penambahan pesanan batubara ini, total pesanan Itochu mencapai 2 juta ton di tahun ini. Adapun, total kerjasama pembelian batubara Itochu dengan Hasnur mencapai dari 21 juta ton sejak tahun 2012 sampai 2021 "Dengan adanya tambahan pesanan 500.000 ton Itochu di tahun ini, total pesanan tahun ini menjadi 2 juta ton,” ujar Direktur Keuangan Hasnur Jaya Group Syamsul Bachri Djadi. Etsuo mengatakan, penambahan pesanan batubara 2 juta ton ini untuk kebutuhan tahun 2018 ini. “Kami sudah bekerjasama dengan Hasnur sejak tahun 2012, cukup lama kerjasama kami,” ujar Etsuo. Kepercayaan dalam pemenuhan kontrak membuat hubungan bisa bertahan lama. Apalagi, kata Etsuo, Hasnur adalah rising company yang memiliki infrastruktur lengkap dan terintegrasi,” ujar Etsuo. Adapun menurut Hendra, tambahan kontrak 2 juta ini termasuk
umbrella agreement 22 juta ton selama lima tahun. “Patokan harga yang kami pakai untuk kurang lebih US$ 45 per ton,” ujar Hendra. Dengan begitu, nilai kontrak atas penambahan kerjasama ini US$ 90 juta. Terkait dengan total nilai kontrak, Hendra tak bisa menyebut karena terikat kontrak dan ketentuan Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) yang melarang pembelian jangka panjang dengan harga fixed. Adapun realisasi pengiriman ke Itochu sampai 2017 sudah mencapai 14 juta ton. Dan tahun ini targetnya bertambah 2 juta ton. Sehingga sampai 2018 bisa mencapai 16 juta ton batubara. Selain dengan Itochu, penambahan pesanan juga datang dari Mitsui. Bekerjasama sejak tahun 2016, Mitsui juga membeli sebanyak 1,5 juta ton batubara dari Hasnur. Adapun pada pertengahan tahun 2018, Mitsui menambah pembelian sebanyak 3 juta ton. Alhasil, pesanan Mitsui tahun ini mencapai 4,5 juta ton. Hasnur Jaya International adalah sub holding tambang dari Hasnur Grup. Perusahaan ini milik pengusaha Banjarmasin. Adalah pasangan suami istri Haji Abdulsamad Sulaiman dan Hajah Nurhayati mendirikan CV Sari Bungas, cikal bakal Hasnur Grup di tahun 1966. Merujuk pemberitaan Kontan sebelumnya, Hasnur Grup akan melepas sebagian sahamnya di Hasnur Jaya International ke pasar modal lewat initial public offering atau IPO awal tahun 2019 nanti. Adapun target perolehan dana mencapai Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun. Rencana hasil pelepasan saham akan digunakan perusahaan untuk ekspansi.
Hasnur Jaya Internasional memiliki dua anak usaha tambang, yakni PT Energi Batubara Lestari dengan cadangan 80 juta metrik ton serta PT Bhumi Rantau Energi dengan cadangan 200 juta metrik ton yang berlokasi di Rantau, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Selain itu, Hasnur International Jaya juga memiliki anak usaha terminal khusus batubara di Sungai Putting, dan Sungai Salai, Kalimantan Selatan dan pelabuhan khusus di Pendang, Kalimantan Tengah. Sepanjang tahun 2017 lalu, Hasnur Jaya International mengantongi pendapatan penjualan sebesar Rp 1,9 triliun dengan laba bersih Rp 350 miliar. "Targetnya tahun ini penjualan, laba dan aset bisa tumbuh 20% sampai 30% di tahun ini," ujar Syamsul. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie