Hati-hati, IHSG dibayangi aksi profit taking



JAKARTA. Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) empat hari terakhir menyimpan "ancaman" koreksi akibat aksi profit taking. Kemarin (4/7), IHSG ditutup kembali menguat 0,64% atau 26,02 basis poin menjadi 4.075,92
Wilson Sofan, analis Reliance Securities, memprediksi hari ini IHSG berpotensi turun. “Stochastic sudah sangat overbought. Ada baiknya dimanfaatkan melakukan profit taking dengan potensi swing di 4125 yang menjadi target elliot wave,” ungkapnya.
Harusnya sentimen yang dirilis semalam (4/7) bisa memberi sentimen positif bagi IHSG. ECB diperkirakan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 0,75%. Selain itu data initial jobless claim AS diekspektasi membaik jadi 385 ribu bulan Juni dari 386 ribu bulan Mei.
“Harusnya membawa ke arah positif, tapi dari IHSG sendiri ada indikasi berbalik arah. Beberapa saham bluechip ditutup negatif,” ungkap Wilson. Ia mengatakan hari ini ada beberapa saham yang perlu diperhatikan pergerakannya, di antaranya adalah BBCA, BBRI, INCO, ITMG, dan UNVR.
Reza Priyambada, analis Indo Asset Management, mengatakan kemarin pelaku pasar memanfaatkan sentimen positif yang ada untuk akumulasi terhadap beberapa saham. “Tapi bursa saham di kawasan Asia mulai ada yang melemah, dikhawatirkan momen profit taking masuk ke bursa kita,” ungkapnya.
Hari ini bursa Amerika tutup karena libur hari kemerdekaan, sehingga bursa lokal akan mengacu pada bursa saham di Eropa dan negara Asia lainnya.
Ia mengatakan, kemarin bursa Eropa mayoritas memerah, sehingga ada kemungkinan hari ini pelaku pasar akan memanfaatkan untuk profit taking.
Secara teknikal, candlestick telah membentuk pola shooting star yang menjadi sinyal akan adanya koreksi. Bollinger band sudah bergerak melewati batas atas bollinger band. RSI sudah melewati batas overbought. Begitu juga stochastic yang sudah melewati batas overbought.
Reza menambahkan saham-saham yang perlu diperhatikan pergerakannya hari ini adalah ULTJ dan ESSA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Ruisa Khoiriyah