JAKARTA. Kilau emas sedikit mengilap. Setelah sebelumnya melemah, harga emas hari ini menguat akibat pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen pasca usainya Federal Open Market Committee (FOMC) yang tidak sesuai ekspektasi pasar (dovish) perihal rencana kenaikan suku bunga The Fed. Mengacu data Bloomberg, Kamis (18/6) pukul 12.33 WIB harga emas kontrak pengiriman bulan Agustus 2015 di divisi Commodity Exchange (Comex) naik 0,92% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 1.187,60 per ons troi. Selama sepekan harga naik 0,59%. Kenaikan harga emas spot juga diikuti oleh harga emas batangan (logam mulia). Mengacu situs milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk yaitu www.Logammulia.com, harga logam mulia pada Kamis (18/6) naik Rp 2.000 menjadi Rp 556.000 per gram. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menuturkan pernyataan dovish yang dilontarkan oleh Gubernur The Fed, Janet Yellen seusai FOMC pada Kamis (18/6) dini hari, menjadi faktor utama bagi penguatan harga emas. Dalam pernyataannya, Yellen menyebut bahwa kondisi perekonomian AS belum memungkinkan untuk menaikkan suku bunga, meski perihal kenaikan suku bunga akan tetap dibahas pada setiap pertemuan FOMC selanjutnya. “Walhasil, pernyataan Yellen mencederai dollar AS,” imbuh Faisyal. Tengok saja, indeks dollar AS pada Kamis (18/6) pukul 12.34 WIB bertengger di level 94,021, turun 0,29% dibandingkan hari sebelumnya. Namun Faisyal mengingatkan bahwa kenaikan harga emas sifatnya terbatas. Sebab, dalam pernyataannya The Fed masih membuka peluang untuk menaikkan tingkat suku bunganya tahun ini, tergantung pada berbagai data-data ekonomi AS selanjutnya. Apalagi mengingat pada Kamis (18/6) malam akan ada market mover utama bagi harga emas yaitu berbagai rilis data ekonomi AS yang menjadi magnet pasar. Beberapa rilis data ekonomi AS tersebut adalah data inflasi (CPI) per Mei 2015, data inflasi inti (core CPI), data klaim pengangguran mingguan (unemployment claims). “Aksi beli masih terbatas karena pelaku pasar saat ini tengah menunggu berbagai data ekonomi AS,yang sebagian di prediksi positif,” tutup Faisyal. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hati-hati, penguatan harga emas masih terbatas
JAKARTA. Kilau emas sedikit mengilap. Setelah sebelumnya melemah, harga emas hari ini menguat akibat pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen pasca usainya Federal Open Market Committee (FOMC) yang tidak sesuai ekspektasi pasar (dovish) perihal rencana kenaikan suku bunga The Fed. Mengacu data Bloomberg, Kamis (18/6) pukul 12.33 WIB harga emas kontrak pengiriman bulan Agustus 2015 di divisi Commodity Exchange (Comex) naik 0,92% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 1.187,60 per ons troi. Selama sepekan harga naik 0,59%. Kenaikan harga emas spot juga diikuti oleh harga emas batangan (logam mulia). Mengacu situs milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk yaitu www.Logammulia.com, harga logam mulia pada Kamis (18/6) naik Rp 2.000 menjadi Rp 556.000 per gram. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menuturkan pernyataan dovish yang dilontarkan oleh Gubernur The Fed, Janet Yellen seusai FOMC pada Kamis (18/6) dini hari, menjadi faktor utama bagi penguatan harga emas. Dalam pernyataannya, Yellen menyebut bahwa kondisi perekonomian AS belum memungkinkan untuk menaikkan suku bunga, meski perihal kenaikan suku bunga akan tetap dibahas pada setiap pertemuan FOMC selanjutnya. “Walhasil, pernyataan Yellen mencederai dollar AS,” imbuh Faisyal. Tengok saja, indeks dollar AS pada Kamis (18/6) pukul 12.34 WIB bertengger di level 94,021, turun 0,29% dibandingkan hari sebelumnya. Namun Faisyal mengingatkan bahwa kenaikan harga emas sifatnya terbatas. Sebab, dalam pernyataannya The Fed masih membuka peluang untuk menaikkan tingkat suku bunganya tahun ini, tergantung pada berbagai data-data ekonomi AS selanjutnya. Apalagi mengingat pada Kamis (18/6) malam akan ada market mover utama bagi harga emas yaitu berbagai rilis data ekonomi AS yang menjadi magnet pasar. Beberapa rilis data ekonomi AS tersebut adalah data inflasi (CPI) per Mei 2015, data inflasi inti (core CPI), data klaim pengangguran mingguan (unemployment claims). “Aksi beli masih terbatas karena pelaku pasar saat ini tengah menunggu berbagai data ekonomi AS,yang sebagian di prediksi positif,” tutup Faisyal. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News