JAKARTA. Penanganan banjir di Jakarta belum tuntas. Sejumlah proyek normalisasi masih berlangsung saat curah dan intensitas hujan cenderung meningkat belakangan ini. Genangan dan banjir pun berpotensi terjadi setidaknya hingga dua pekan ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, Jakarta dan sekitarnya berpotensi hujan lebat dari Sabtu (24/1) hingga Senin (26/1). Adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera Selatan, perlambatan kecepatan angin di Kalimantan bagian selatan dan perairan utara Maluku Utara, serta kelembaban udara cukup tinggi mendukung pertumbuhan awan-awan hujan. Selain hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, pesisir utara Jakarta juga tengah menghadapi air laut pasang. Menurut Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono, terjadi air laut pasang hingga 215 sentimeter (cm) di atas patokan dasar di Pasar Ikan Jakarta Utara pada Sabtu siang. Kondisi itu turut menghambat aliran dari hulu sungai.
Pada Jumat (23/1) siang, genangan terjadi setidaknya di 25 titik di Jakarta Utara. Hujan yang mengguyur selama lebih dari 20 jam membuat air di sejumlah saluran dan sungai melimpas serta merembes ke jalan dan permukiman melalui celah tanggul di titik-titik peninggian dan penguatan tanggul. Menurut Agus, limpasan itu antara lain berasal dari Kali Sunter di Jalan Yos Sudarso yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane. Sempit dan dangkalnya Kali Cakung Lama yang membelah permukiman di Pegangsaan Dua dan Sukapura di perbatasan Kecamatan Kelapa Gading dan Cilincing, Jakarta Utara, juga membuat air meluap. Akibatnya, wilayah itu digenangi banjir dan memaksa ratusan keluarga mengungsi. Menurut Agus, berdasarkan laporan BMKG, puncak pasang air laut diperkirakan terjadi pada 5 Februari nanti. Jika tinggi pasang sesuai perkiraan, yakni 250 cm, air laut akan limpas di beberapa titik tanggul yang masih rendah, seperti di Penjaringan, Jakarta Utara. ”Kami siagakan pompa tambahan untuk mempercepat penyedotan dan pembuangan air ke sungai atau laut terdekat,” ujarnya. Sedikitnya 10 kelurahan dan puluhan ribu orang di Jakarta Utara terdampak banjir yang mencapai tinggi 90 cm pada Jumat. Kepala Seksi Pemeliharaan Saluran Penghubung Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara Bodi Margo Trisno menyampaikan, upaya penanganan darurat telah dilakukan sejak genangan mulai meninggi. Pengoptimalan rumah pompa dan penambahan pompa bergerak di daerah paling rawan genangan juga telah dilakukan. ”Tanggul Kali Sunter telah kami tutup dengan karung pasir untuk sementara. Hari ini tak ada lagi genangan yang mengganggu warga,” tuturnya, Sabtu. Salah satu pintu keluar air dari Kali Sunter adalah titik di tanggul sungai tersebut yang dijebol untuk proyek normalisasi kali. Melalui lubang di tanggul tersebut, air mengalir deras serta cepat menggenangi permukiman dan jalan-jalan utama. Membangun kembali Menurut Bodi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian PU dan Perumahan Rakyat untuk bisa segera mengatasi lubang di tanggul itu. Sabtu siang, sejumlah pekerja terlihat membangun kembali tanggul yang dijebol sepanjang sekitar 10 meter tersebut. Pekerjaan itu diupayakan segera selesai. Meski demikian, tambah Bodi, masih banyak saluran penghubung yang harus dikuras dan digarap. Saluran-saluran penghubung ini tertutup sedimentasi dan sampah sehingga membuat aliran air terhambat. Di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, ketinggian air terpantau masih stabil meski curah hujan meningkat sepekan terakhir. Kapasitas air yang dialirkan melalui pintu air tersebut telah bertambah setelah satu pintu air baru mulai dioperasikan sejak November 2014.
Kapasitas air yang masuk kini mencapai 507 meter kubik per detik. Sebelum pintu baru itu digunakan, kapasitas air hanya 300 meter kubik per detik. ”Selama Januari ini ketinggian air tertinggi 750 cm atau status Siaga IV,” kata Kepala Pintu Air Manggarai Adie Widodo, Sabtu. Namun, kendala lain yang dihadapi pintu air ini adalah luapan sampah dari hulu Kali Ciliwung. Sampah rumah tangga, seperti styrofoam, plastik, bambu, dan kayu mengendap sehingga menyumbat aliran air. Petugas Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta bersiaga selama 24 jam untuk membersihkan sampah tersebut. (MKN/JAL/DEA) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie