JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yakin tren surplus neraca perdagangan akan terus berlanjut. Hatta beralasan, kunci supaya surplus tetap terjadi dengan mengendalikan impor, jangan sampai meningkat. Meski begitu, Hatta berharap khusus untuk impor barang modal jangan sampai turun. "Kalau itu terjadi, seakan-akan kita mengalami surplus, tetapi enam sampai satu tahun ke dapan produktivitas industri terganggu," ujar Hatta, Rabu (2/4) di Jakarta. Oleh karenanya, impor barang modal akan tetap dipertahankan konstan. Sementara itu, yang perlu diturunkn adalah impor bahan baku penolong. Kalau impor bahan baku penolong turun, artinya kebijakan hilirisasi untuk industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA) dalam negeri berjalan. Sepeti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan bulan Februari 2014 mengalami surplus sebesar US$ 0,79 miliar. Adapun untuk ekspor pada bulan Februari sebesar US$ 14,57 miliar, sedang untuk impor US$ 13,78 miliar. Impor pada bulan Februri ini turun 7,58% dibanding bulan Januari 2014. Dengan rincian, untuk impor barang konsumsi sebesar US$ 899,3 juta, impor bahan baku/penolong US$ 10,546,7 juta, dan impor barang modal US$ 2.339,3 juta. Dengan kondisi itu, Hatta yakin defisit neraca transaksi berjalan tidak akan melebar. Bahkan, menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, defisit neraca transaksi berjalan di kuartal pertama 2014 akan mengecil dibandingkan kuartal IV 2013 lalu, yang mencapai 3,26% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Chatib di kuartal I tahun 2014 defisit neraca transaksi berjalan bisa di bawah 3% terhadap PDB.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hatta: Impor barang modal jangan menurun
JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yakin tren surplus neraca perdagangan akan terus berlanjut. Hatta beralasan, kunci supaya surplus tetap terjadi dengan mengendalikan impor, jangan sampai meningkat. Meski begitu, Hatta berharap khusus untuk impor barang modal jangan sampai turun. "Kalau itu terjadi, seakan-akan kita mengalami surplus, tetapi enam sampai satu tahun ke dapan produktivitas industri terganggu," ujar Hatta, Rabu (2/4) di Jakarta. Oleh karenanya, impor barang modal akan tetap dipertahankan konstan. Sementara itu, yang perlu diturunkn adalah impor bahan baku penolong. Kalau impor bahan baku penolong turun, artinya kebijakan hilirisasi untuk industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA) dalam negeri berjalan. Sepeti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan bulan Februari 2014 mengalami surplus sebesar US$ 0,79 miliar. Adapun untuk ekspor pada bulan Februari sebesar US$ 14,57 miliar, sedang untuk impor US$ 13,78 miliar. Impor pada bulan Februri ini turun 7,58% dibanding bulan Januari 2014. Dengan rincian, untuk impor barang konsumsi sebesar US$ 899,3 juta, impor bahan baku/penolong US$ 10,546,7 juta, dan impor barang modal US$ 2.339,3 juta. Dengan kondisi itu, Hatta yakin defisit neraca transaksi berjalan tidak akan melebar. Bahkan, menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, defisit neraca transaksi berjalan di kuartal pertama 2014 akan mengecil dibandingkan kuartal IV 2013 lalu, yang mencapai 3,26% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Chatib di kuartal I tahun 2014 defisit neraca transaksi berjalan bisa di bawah 3% terhadap PDB.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News