JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa menyatakan para pengusaha China yang telah menyampaikan komitmen investasinya dalam 27 memorandum of understanding (MoU) di Shanghai pekan lalu, tidak khawatir dengan iklim investasi di Indonesia. Menurut Hatta, para pengusaha itu sudah mengetahui kondisi investasi di Indonesia. Bahkan, kata Hatta, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) sudah meluncurkan kajian investasi di Indonesia yang sangat baik. "Jadi mereka paham, sudah tahu dan komitmen dengan investasi mencapai US$ 5 miliar," ujar Hatta usai sidang kabinet di kantor Presiden, Senin (1/11). Selain itu, Hatta bilang proses perizinan usaha di Indonesia sudah jauh lebih baik. "Bahwa ada saja kasus yang terjadi, itu biasa terjadi," kata mantan Menteri Sekretaris Negara itu Investasi tersebut mencakup sektor pertambangan dan manufaktur. Sekadar informasi saja, Para investor China itu bekerjasama dengan perusahaan baik swasta nasional maupun badan usaha milik negara (BUMN). Mereka antara lain PT Aneka Tambang, Tbk dan Hangzhou Jinjiang Group untuk pengembangan potensi bauksit, Artha Graha untuk pembangunan fiber optic, dan PT Samudera Energy dan CNOOC/Husky Oil untuk mengembangkan operasi hulu migas di Blok Madura Strait.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hatta: Investor China komitmen investasi US$ 5 miliar
JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa menyatakan para pengusaha China yang telah menyampaikan komitmen investasinya dalam 27 memorandum of understanding (MoU) di Shanghai pekan lalu, tidak khawatir dengan iklim investasi di Indonesia. Menurut Hatta, para pengusaha itu sudah mengetahui kondisi investasi di Indonesia. Bahkan, kata Hatta, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) sudah meluncurkan kajian investasi di Indonesia yang sangat baik. "Jadi mereka paham, sudah tahu dan komitmen dengan investasi mencapai US$ 5 miliar," ujar Hatta usai sidang kabinet di kantor Presiden, Senin (1/11). Selain itu, Hatta bilang proses perizinan usaha di Indonesia sudah jauh lebih baik. "Bahwa ada saja kasus yang terjadi, itu biasa terjadi," kata mantan Menteri Sekretaris Negara itu Investasi tersebut mencakup sektor pertambangan dan manufaktur. Sekadar informasi saja, Para investor China itu bekerjasama dengan perusahaan baik swasta nasional maupun badan usaha milik negara (BUMN). Mereka antara lain PT Aneka Tambang, Tbk dan Hangzhou Jinjiang Group untuk pengembangan potensi bauksit, Artha Graha untuk pembangunan fiber optic, dan PT Samudera Energy dan CNOOC/Husky Oil untuk mengembangkan operasi hulu migas di Blok Madura Strait.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News