Hatta Rajasa: Kelas menengah Indonesia meningkat



SURABAYA. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengemukakan, proporsi kelas menengah di Indonesia telah meningkat dari 36,% pada 2010 menjadi 56,5% pada 2013. Sementara angka kemiskinan terus menurun dari 17% tahun 2004 menjadi 11,6% pada 2013 ini.

“Jadi, jangan pernah berpikir negatif pada bangsa ini. Memang masih banyak yang belum tercapai, tapi banyak keberhasilan bangsa kita yang telah kita capai," kata Hatta Rajasa dalam acara Tanwir Nasyiah I Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Surabaya, Minggu (3/11) seperti dirilis Humas Kementerian Koordinator Perekonomian.

Hatta mengaku optimistis pemerintah dapat terus menekan angka kemiskinan mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2013 sebesar 10,5%.


Ia juga mengatakan, seiring meningkatnya perekonomian Indonesia, kesejahteraan rakyat sebagaimana tecermin dari pendapatan perkapita telah meningkat dari US$ 1.200 (2004) menjadi US$ 4.000 (2013).

Menurut Hatta, ke depan banyak kalangan memperkirakan Indonesia memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap cerah karena jumlah kelas menengah kita akan terus meningkat, sementara yang miskin akan terus turun .

Lebih lanjut ia menegaskan, pemerintah akan berusaha keras untuk mencapai target angka penurunan kemiskinan di Indonesia.

Dengan sisa waktu yang sedikit ini, pemerintah akan terus melakukan gerakan penanggulangan seperti menjaga daya beli masyarakat dan memastikan empat kluster kebijakan kemiskinan dalam Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pengurangan Kemiskinan Indonesia  (MP3KI). Yaitu, membuat program proteksi sosial, program pemberdayaan masyarakat, memberi akses masyarakat pedesaan terhadap sistem masyarakat dan program-program pro rakyat. "Empat kluster program itu harus jalan karena dananya cukup. Karena program ini akan relatif mengurangi beban-beban masyarakat untuk belanja,” tukas Hatta.

Untuk itu, lanjut Hatta, program-program pendidikan, beasiswa akan dinaikkan lagi. Program-program raskin akan berjalan terus, bahkan telah ditambah tiga kali. Dengan begitu, pada tahun depan belanja sosial akan turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan