SIMALUNGUN. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa akhirnya meresmikan ground breaking sejumlah proyek pendukung di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara. Peresmian ini merupakan kelanjutan dari program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang sudah dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ground breaking yang diresmikan adalah infrastruktur kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei, Pabrik Oleokumia PT Unilever Oleochemical Indonesia (PT UOI) dan Pabrik Pupuk PT Cipta Buana Utama Mandiri (PT CBUM).
Sementara itu, proyek pendukung yang diresmikan adalah infrastruktur tambahan meliputi listrik, jalan, drainase pengolahan air, gedung pusat inovasi kelapa sawit serta waduk dan irigasi Sel Ular.
Peresmian itu ditandai dengan penekanan tombol sirene oleh Hatta Rajasa yang didampingi oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perhubungan E.E Mangindaan, Dirut PTPN III Bagas Angkasa, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dan Bupati Simalungun JR Saragih. "KEK Sei Mangkei diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan baku impor dalam memenuhi berbagai kebutuhan bagi masyarakat," kata Hatta dalam sambutannya di Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (3/7). Menurut Hatta, investasi proyek ground breaking KEK Sei Mangkei mencapai Rp 321,96 miliar dan untuk proyek pendukung nilai investasi mencapai Rp 415,8 miliar. Rinciannya, proyek ground breaking pembangunan dry port, pembangunan tank farm, dan instalasi pengolahan air bersih menelan biaya Rp 213 miliar. Sedangkan proyek pendukung yaitu infrastruktur tambahan meliputi listrik, jalan, drainase pengolahan air senilai Rp 61,9 miliar, pembangunan pusat inovasi kelapa sawit senilai Rp 31,8 miliar serta waduk dan irigasi Sel Ular senilai Rp 384 miliar. Hatta mengatakan, seluruh biaya tersebut akan ditanggung oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III sebagai penanggung jawab KEK Sei Mangkei. "Setelah di ground breaking, PTPN III akan mengakselerasi penyelesaian proyek yang diperkirakan akan dapat dioperasikan pada akhir tahun 2014," imbuh Hatta. Dia menambahkan, setelah KEK Sei Mangkei mulai beroperasi, akan semakin banyak menyerap lapangan kerja. Selanjutnya, program MP3EI di Sumatra ini akan menjadi contoh model untuk diterapkan di Kalimantan dan Sulawesi. Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho optimistis, KEK Sei Mangkei bisa mendongkrak neraca perdagangan di daerahnya yang pada April lalu berada di level US$ 1,5 miliar. "Perdagangan akan semakin membaik dengan adanya ground breaking tetapi harus terkoneksi dengan sarana lainnya seperti kereta api, pelabuhan dan jalan," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan