Hatten Bali (WINE) ARA di Hari Pertama, Profit Taking atau Masih Menarik Koleksi?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Hatten Bali Tbk (WINE) langsung melesat setelah resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (10/1). Saham WINE menyentuh auto rejection atas (ARA) hingga akhir perdagangan hari ini.

Harga saham WINE menguat 45 poin atau 34,88% ke level Rp 174. Merujuk RTI Business, volume perdagangan saham WINE tercatat 173,50 juta dengan nilai transaksi Rp 28 miliar. Frekuensi perdagangan mencapai 16.651 kali dengan rentang harga harian di Rp 147 per saham-Rp 174 per saham.

Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), Hatten Bali melepas 678 juta saham atau setara dengan 25,02% dari modal disetor dan ditempatkan, dengan harga Rp 129 per saham. Lewat aksi korporasi ini, WINE menerima dana segar sebesar Rp 87,46 miliar.


Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Helen, menyoroti WINE punya prospek bisnis yang menarik. Hal ini didorong oleh pemulihan pariwisata menuju ke level sebelum pandemi covid-19. Terutama di pasar utama WINE, yakni Bali. 

"Prospek industri wine didukung oleh pemulihan pariwisata. Daerah tujuan wisata turis asing di Indonesia diharapkan pulih, bahkan meningkat di tahun 2023," kata Helen kepada Kontan.co.id, Selasa (10/1).

Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Hatten Bali (WINE) Nyaris Tembus ARA di Awal Perdagangan

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana menambahkan, selain dari pariwisata, industri wine akan ikut terpapar katalis positif dari tren konsumsi di segmen menengah-atas. Pencabutan PPKM dan pulihnya mobilitas masyarakat juga akan menjadi angin segar bagi bisnis WINE.

Meski punya prospek ciamik, untuk saat ini Helen masih belum punya rekomendasi terhadap saham WINE. Sementara itu, Raditya punya catatan dengan lonjakan harga saham WINE di hari pertama perdagangan.

Saran Raditya, pelaku pasar yang sudah mengoleksi WINE saat IPO bisa terlebih dulu merealisasikan cuan atau profit taking sebagian. Hal ini untuk mengantisipasi volatilitas harga, apalagi di tengah kondisi pasar saham yang belum stabil.

Sedangkan bagi investor yang belum masuk, Raditya merekomendasikan wait and see terlebih dulu. Sembari mencermati volatilitas harga saham WINE dalam beberapa hari ke depan.

"Disiplin dalam money-risk management untuk saham-saham baru IPO. Exit ketika sudah cukup, karena kemungkinan (volatilitas) yang terjadi sangat besar. Lebih baik take profit dulu daripada profitnya kembali diambil market," ungkap Raditya.

Baca Juga: Jobubu Jarum Minahasa (BEER) akan Ekspansi ke Pasar Ekspor, Bidik Singapura dan Eropa

Hanya saja, semua akan kembali pada strategi investasi masing-masing pelaku pasar. Saran dari Helen, tetap cermat melihat valuasi, kemudian bisa menjadi perbandingan dengan perusahaan sejenis yang sudah diperdagangkan di BEI.

Sebagai informasi, Hatten Bali memiliki usaha terintegrasi dari budidaya pengembangan buah anggur di kebun, pengolahannya sampai dengan pendistribusian. WINE memiliki kebun anggur yang dikelola sendiri seluas 25 ha, serta bermitra dengan petani setempat.

Presiden Direktur Hatten Bali, Ida Bagus Rai Budarsa, optimistis prospek bisnis dan pertumbuhan pendapatan WINE akan positif. Melihat tren konsumsi wine pada masyarakat menengah atas serta tingkat pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang semakin besar.

"Dengan berkembangnya produk dan minat atas industri ini di Indonesia, langkah perusahaan masuk BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata kelola untuk lebih baik lagi," tandas Bagus Rai lewat keterangan tertulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati