Haus hiburan bikin promotor musik marak



JAKARTA. Bisnis promotor  musik makin marak. Tahun ini, jumlah konser musik bisa lebih banyak dari tahun lalu.

Menurut Adrie Subono, pendiri Java Musikindo, semakin banyak orang Indonesia yang mencari hiburan adalah pemicu konser musik, dari artis top mancanegara sampai lokal, diserbu penonton. "Bisnis ini tidak akan pernah sepi, pasti akan meningkat dan pemain baru bakal berdatangan," katanya kepada KONTAN kemarin.

Tahun lalu, Java Musikindo menyelenggarakan tiga konser besar dengan musisi Maroon 5, Owl City, dan Shah Rukh Khan. Ketiga diklaim sukses oleh Adrie. Meski belum bisa menghitung target konser tahun ini, ia memastikan jumlahnya lebih banyak.


Pernyataan Adrie memang bukan isapan jempol. Pemain anyar dalam bisnis ini, yakni Dyandra Entertainment merasakan manisnya bisnis promotor musik.

Dyandra Entertainment, yang baru berdiri tahun lalu, berhasil menggelar empat konser musik. Untuk tahun ini, mereka mematok target akan menggelar antara lima sampai enam pertunjukan, baik itu  berupa konser musik atau drama musikal.

Cheri Ibrahim, Project Manager Dyandra Entertainment bilang, untuk setiap acara konser musik, pihaknya butuh modal sekitar Rp 5 miliar. Nah, target mereka adalah bisa meraup pendapatan rata-rata 15%-20% lebih besar dari modal, atau sekitar Rp 5,75 miliar - Rp 6 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, Dyandra ingin bisa menggaet total penonton sebanyak 60.000 orang, dari seluruh konser yang mereka selenggarakan. Tahun lalu,  Dyandra Entertainment bisa  merangkul sebanyak 30.000 orang penonton. "Kami mendatangkan artis yang punya potensi menarik minat pengunjung, salah satunya Blur yang akan kami datangkan Mei nanti," papar Cheri. Tak mau kalah dengan Java dan Dyandra, Big Daddy Entertainment Group mencanangkan akan menggelar sampai 16 konser musik sepanjang tahun ini. Jumlah itu lebih banyak ketimbang konser yang mereka selenggarakan tahun lalu, sebanyak 14 konser musik.

Uniknya, nanti tidak semua konser diselenggarakan di tanah air. Big Daddy juga menggelar konser di Singapura, Filipina dan Malaysia. Contohnya, konser 2PM di Manila, Maret nanti. "Ini untuk menyiasasti biaya konser yang makin mahal," katanya.

Lewat cara ini, target menjaring penonton sebanyak 250.000 orang tahun ini bisa tercapai. Tahun lalu, mereka menjaring 200.000 penonton Adapun setiap menyelenggarakan konser, Big Daddy rata-rata merogoh kocek sebesar US$ 30.000.

Bila penonton terpenuhi, target pendapatan Big Daddy tahun ini sebesar Rp 130 miliar - Rp 150 miliar bisa tercapai. Tahun lalu, omzet mereka Rp 100 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon