Heboh isu Holcim sokong pendanaan ISIS



PARIS. Hashtag #HolcimSupportISIS menjadi trending topic jejaring media sosial dunia pada hari ini (26/4). Bagaimana ceritanya?

Seperti yang dikutip dari situs Dailymail.co.uk, sebuah surat yang bocor ke publik menunjukkan, perusahaan semen asal Prancis, Lafarge, membayar pajak kepada Negara Islam (ISIS) untuk melindungi bisnisnya di Suriah.

Lafarge sudah dituduh melakukan pengaturan tertentu dengan kelompok teroris dalam menjalankan operasional pabrik semen Jalabiya, yang terletak di 95 mil timur laut kota Suriah, Aleppo.


Lafarge membeli kawasan tersebut pada 2007 sebelum memulai operasionalnya di sana pada 2011. Perusahaan menegaskan, prioritas utama mereka adalah memastikan keselamatan dan keamanan para pekerja mereka.

Namun kemudian dilaporkan, Lafarge membuat sejumlah 'kesepakatan yang mengkhawatirkan' dengan ISIS demi melindungi kepentingan bisnisnya di negara tersebut.  

Harian Le Monde, Prancis, menulis: 'Hingga 2013, produksi tetap berlangsung meski kondisi Suriah semakin tidak stabil akibat perang sipil yang dimulai pada 2011'.

Di 2013, ISIS mulai mengambil alih kota-kota dan jalanan utama di sekitar pabrik.

Le Monde juga melaporkan pihaknya melihat sejumlah surat yang dikirimkan oleh manager Lafarge di Suriah. Dalam surat itu terlihat adanya pengaturan yang dibuat Lafarge dengan kelompok jihad agar bisa terus melanjutkan produksi hingga 19 September 2014.

Pada tanggal inilah, ISIS mengambil alih kawasan tersebut dan Lafarge menghentikan seluruh operasionalnya.

Di satu kasus, Lafarge juga mengirim surat kepada seorang pria bernama Ahmad Jaloudi dengan misi untuk mendapatkan izin dari ISIS agar para karyawannya dapat melalui checkpoints atau pos pemeriksaan.

Berdasarkan berita Le Monde, surat-surat itu menunjukkan bahwa kantor pusat Lafarge di Paris mengetahui dengan pasti pengaturan tersebut.

Surat berbeda juga menunjukkan adanya persetujuan ISIS yang dilegalkan melalui stempel dan tandatangan oleh kepala keuangan pimpinan ISIS di kota Aleppo, yang membuktikan perusahaan menjalin kesepakatan dengan ISIS agar mereka memperbolehkan sirkulasi secara cuma-cuma atas produknya.

Lafarge mengonfirmasi kepada AFP bahwa pihaknya memiliki pabrik semen Jalabiya antara 2010-2014. Namun, perusahaan itu tidak secara langsung membantah tuduhan yang ada.

Tambahan informasi saja, pada 2015, Lafarge merger dengan Holcim yang merupakan perusahaan semen asal Swiss yang kemudian dinamakan Lafarge Holcim Group. Lafarge Holcim saat ini mengempit 80,65% PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Sementara, sisa saham sebanyak 19,35% dikempit oleh publik.

Isu ini tak pelak turut mempengaruhi pergerakan saham SMCB. Di sesi I, saham Holcim sempat turun 0,55% menjadi Rp 900.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie