JAKARTA. Awan mendung yang masih bergelayut menaungi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) memaksa sejumlah perusahaan mengatur siasat. Tak terkecuali perusahaan penerbangan seperti PT Citilink Indonesia. Perusahaan ini banyak membutuhkan dollar untuk menopang biaya operasional. Anak perusahan PT Garuda Indonesia Tbk ini rupanya sudah menerapkan strategi lindung nilai kurs alias hedging sejak awal tahun. Caranya memang masih tradisional, yakni rajin menukarkan pendapatan dalam rupiah ke dalam dollar. "Jadi kami hedging terus per hari dengan membeli dollar. Setiap kali kami konversi pendapatan ke dollar," papar Arif Wibowo, Direktur Utama Citilink Indonesia, beberapa waktu lalu. Dampak dari aksi hedging itu, perusahaan yang bergerak dalam jasa penerbangan low cost carrier itu menyatakan tak mengalami kesulitan keuangan sebesar tahun lalu. Sayang, Arif tak membeberkan perbedaan dampak hedging itu secara lebih spesifik.
Hedging tradisional selamatkan kas Citilink
JAKARTA. Awan mendung yang masih bergelayut menaungi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) memaksa sejumlah perusahaan mengatur siasat. Tak terkecuali perusahaan penerbangan seperti PT Citilink Indonesia. Perusahaan ini banyak membutuhkan dollar untuk menopang biaya operasional. Anak perusahan PT Garuda Indonesia Tbk ini rupanya sudah menerapkan strategi lindung nilai kurs alias hedging sejak awal tahun. Caranya memang masih tradisional, yakni rajin menukarkan pendapatan dalam rupiah ke dalam dollar. "Jadi kami hedging terus per hari dengan membeli dollar. Setiap kali kami konversi pendapatan ke dollar," papar Arif Wibowo, Direktur Utama Citilink Indonesia, beberapa waktu lalu. Dampak dari aksi hedging itu, perusahaan yang bergerak dalam jasa penerbangan low cost carrier itu menyatakan tak mengalami kesulitan keuangan sebesar tahun lalu. Sayang, Arif tak membeberkan perbedaan dampak hedging itu secara lebih spesifik.