Helikopter militer Australia diserang laser saat terbang di atas Laut China Selatan



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Helikopter militer Australia menjadi sasaran dari serangan laser saat melakukan operasi di Laut Cina Selatan pada bulan ini. Hal tersebut diungkapkan menurut seorang analis yang berada di sebuah kapal perang tempat helikopter tersebut beroperasi.

"Beberapa pilot helikopter mendapat serangan laser saat melewati sebuah kapal penangkap ikan.  Untuk sementara para pilot di-grounded untuk alasan medis," tulis Euan Graham dari Australian Strategic Institute.

Kepada CNN, Graham mengatakan bahwa ia tidak menyaksikan insiden tersebut. Tetapi sejumlah pilot mengatakan kepada dirinya bahwa mereka beberapa kali menjadi sasaran laser komersial selama misi di Laut Cina Selatan.


Graham sedang berada di atas kapal induk HMAS Canberra, yang menjadi kandang dari sejumlah helikopter tersebut. Kapal induk tersebut beroperasi di Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia dalam misi selama tiga bulan yang berakhir pada pekan ini.

Sementara itu para pejabat militer Australia menyebut pihaknya sedang meneliti laporan Graham.

Di lautan, para nelayan diketahui menggunakan laser untuk memperingatkan kapal-kapal lain yang mungkin terlalu dekat dengan mereka. "Itu masuk akal untuk menghindari tabrakan kapal, tetapi jelas tidak ada ancaman langsung dari pesawat ke kapal di Laut Cina Selatan," kata Graham.

Graham mengatakan bahwa kapal induk Canberra dan kapal-kapal Australia lainnya hampir selalu dibayangi oleh kapal perang China ketika berada di Laut Cina Selatan, meskipun mereka tidak mendekati salah satu pulau yang ditempati oleh militer Tiongkok.

Komunikasi radio antara pasukan Australia dan China pun disebutnya berlangsung secara sopan.

China sendiri telah mengklaim area seluas 1,3 juta mil persegi di Laut Cina Selatan sebagai wilayah kedaulatannya. Dalam beberapa tahun terakhir negara ini secara agresif menegaskan kepemilikannya dalam menghadapi klaim yang saling bertentangan dari beberapa negara Asia Tenggara.

Sebagai bagian kampanye tersebut, Beijing mengoperasikan milisi maritim di wilayah ini termasuk dengan kapal penangkap ikan.

Di Hainan, sebuah pulau yang berada di Laut Cina Selatan, nelayan setempat membantu lebih dari 250 operasi penegakan hukum selama periode tiga tahun hingga 2016, menurut sebuah laporan dari China Military Online.

"Bukan rahasia lagi bahwa dorongan pendekatan China yang lebih luas di Laut Cina Selatan adalah untuk membuat hidup lebih sulit bagi pesawat asing dan kapal perang yang ada di sana," kata Graham.

Editor: Tendi Mahadi