Hepatitis atau Peradangan Hati: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya



KONTAN.CO.ID - Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang penyebab utamanya infeksi virus dan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, beberapa di antaranya bisa berakibat fatal. Untuk itu, kita perlu waspada dan mengenal apa itu penyakit hepatitis. 

Dirangkum dari laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada lima jenis utama virus hepatitis, yang disebut sebagai tipe A, B, C, D dan E. 

Meskipun semuanya menyebabkan penyakit hati, kelima jenis virus tersebut memiliki perbedaan dalam hal cara penularan, tingkat keparahan penyakit, distribusi geografis dan cara pencegahan. 


Secara khusus, Hepatitis B dan C menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang dan menjadi penyebab paling umum dari sirosis hati, kanker hati dan kematian terkait virus hepatitis. 

Diperkirakan 354 juta orang di seluruh dunia hidup dengan hepatitis B atau C. Namun, sebagian besar dari penderita tidak sadar terinfeksi hepatitis tersebut. 

Baca Juga: Dewan Jaminan Sosial Nasional: KRIS untuk Tingkatkan Mutu Pelayanan Rawat Inap

Penyebab Hepatitis 

Dikutip dari Healthline, penyebab hepatitis paling utama adalah infeksi virus. Namun, ada kemungkinan penyebab hepatitis lainnya, seperti: 

  • Autoimun
  • Obat-obatan
  • Racun
  • Alkohol
Penyebab hepatitis autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika tubuh membuat antibodi terhadap jaringan hati.

Baca Juga: Apa Itu Hari Jamu Nasional 27 Mei 2024? Ini Sejarah Hari Jamu Nasional

Gejala Hepatitis 

Banyak orang dengan hepatitis A, B, C, D atau E hanya menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Namun, setiap bentuk virus dapat menyebabkan gejala hepatitis yang lebih parah. 

Gejala hepatitis A, B dan C mungkin termasuk demam, malaise, kehilangan nafsu makan, diare, mual, ketidaknyamanan perut, urin berwarna gelap dan penyakit kuning yakni kulit dan putih mata menguning. 

Dikutip dari laman WHO, dalam beberapa kasus, virus juga dapat menyebabkan gejala hepatitis berupa infeksi hati kronis yang kemudian dapat berkembang menjadi sirosis yakni jaringan parut pada hati atau kanker hati.

Nah, pasien-pasien dengan gejala hepatitis ini beresiko kematian.

Baca Juga: Minum Rebusan Daun Beluntas Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi, Begini Cara Membuatnya

Sementara, Hepatitis D (HDV) hanya ditemukan pada orang yang sudah terinfeksi hepatitis B (HBV). Namun, infeksi ganda HBV dan HDV dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius. 

Termasuk percepatan perkembangan menjadi sirosis. Perkembangan hepatitis D kronis jarang terjadi. Sedangkan gejala Hepatitis E (HEV) dimulai dengan demam ringan, nafsu makan berkurang, mual dan muntah yang berlangsung selama beberapa hari. 

Beberapa orang mungkin juga mengalami sakit perut, gatal (tanpa lesi kulit), ruam kulit atau nyeri sendi. 

Selain itu, gejala hepatitis E juga bisa muncul berupa penyakit kuning, dengan urin gelap dan tinja pucat, dan hati yang sedikit membesar dan lunak (hepatomegali), atau kadang-kadang gagal hati akut.

Baca Juga: Mampu Mengurangi Risiko Diabetes, Cek 8 Manfaat dan Khasiat Daun Meniran

Pencegahan Hepatitis

Vaksin yang aman dan efektif tersedia untuk mencegah virus hepatitis B (HBV). Vaksin ini juga mencegah perkembangan virus hepatitis D (HDV) dan diberikan saat bayi lahir sangat mengurangi risiko penularan dari ibu ke anak. 

Infeksi hepatitis B kronis dapat diobati dengan agen antivirus. Pengobatan dapat memperlambat perkembangan sirosis, mengurangi kejadian kanker hati dan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. 

Vaksin juga ada untuk mencegah infeksi hepatitis E (HEV), meskipun saat ini tidak tersedia secara luas. Tidak ada perawatan khusus untuk HBV dan HEV dan rawat inap biasanya tidak diperlukan. 

Baca Juga: Rebusan Daun Kumis Kucing Baik Buat Asam Urat, Ini Resep dan Cara Membuatnya

Disarankan untuk menghindari obat-obatan yang tidak perlu karena efek negatif pada fungsi hati yang disebabkan oleh infeksi ini.

Hepatitis C (HCV) dapat menyebabkan infeksi akut dan kronis. Beberapa orang sembuh dengan sendirinya, sementara yang lain mengalami infeksi yang mengancam jiwa atau komplikasi lebih lanjut, termasuk sirosis atau kanker. 

Tidak ada vaksin untuk hepatitis C. Obat antivirus dapat menyembuhkan lebih dari 95% orang dengan infeksi hepatitis C, sehingga mengurangi risiko kematian akibat sirosis dan kanker hati, tetapi akses ke diagnosis dan pengobatan tetap rendah.

Baca Juga: 7 Cara Mengelola Stres dengan Baik Agar Kesehatan Mental Terjaga

Virus hepatitis A (HAV) paling banyak menginfeksi negara berpenghasilan rendah dan menengah karena berkurangnya akses ke sumber air bersih dan serta meningkatnya risiko makanan yang terkontaminasi. 

Vaksin yang aman dan efektif tersedia untuk mencegah hepatitis A. Sebagian besar infeksi HAV bersifat ringan, dengan sebagian besar orang pulih sepenuhnya dan mengembangkan kekebalan terhadap infeksi lebih lanjut.

Namun, infeksi ini juga jarang menjadi parah dan mengancam nyawa karena risiko gagal hati.

Demikian informasi mengenai penyakit hepatitis, penyebab hepatitis, dan gejala hepatitis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News