KAIRO. Gejolak politik yang terjadi di Mesir sepertinya tidak berpengaruh banyak pada pasar saham Negeri Piramida itu. Terbukti, pada penutupan transaksi Selasa (2/7), bursa Mesir melambung. Mengutip data CNBC, indeks acuan Mesir ditutup dengan lonjakan 4,9% menjadi 4.987. Ini merupakan level tertingginya sejak Juni 2013.Lonjakan bursa saham Mesir terjadi pasca Presiden Mohamed Morsi bersikeras bahwa dia akan meneruskan rencananya untuk melakukan rekonsiliasi nasional. Dengan demikian, Morsi menolak tenggat waktu yang diberikan pasukan militer selama 48 jam untuk menyetujui sejumlah tuntutan partai liberal yang merupakan rivalnya. William Jackson, emerging markets economist Capital Economics, mengaku terkejut dengan adanya perputaran balik arah bursa. "Deklarasi pasukan militer dan respon yang diberikan pemerintah sepertinya akan menimbulkan hasil yang ekstrem, di mana hal itu akan menyebabkan investor ketakutan. Tapi ternyata tidak," jelas Jackson. Dia menambahkan, bursa Mesir secara umum dapat digambarkan dengan ketidakpastian yang tinggi sehingga harga aset-aset bisa bergerak sangat volatil karena bereaksi atas sentimen yang berubah-ubah. Sementara itu, Stephen Bailey-Smith, head of Africa research Standard Bank berpendapat, reli pasar saham Mesir dipicu oleh aksi beli investor domestik, ketimbang investor asing. "Sangat sulit menemukan pelaku pasar domestik yang menganggap pemerintahan Morsi akan menyokong pasar saham baik dalam jangka pendek atau menengah," papar Bailey-Smith. Menurut Bailey, ultimatum militer menunjukkan bahwa pemerintahan Morsi tidak akan lagi mendominasi panggung politik dan ekonomi ke depannya.Pendapat berbeda diungkapkan oleh Bob Janjuah, strategist Nomura. Dia berpendapat, reaksi pasar finansial saat ini terkait aksi protes di Mesir menunjukkan adanya "kepuasan". "Investor mulai terbiasa dengan keadaan yang ada dan mereka tidak menghubungkan titik-titik yang ada. Dengan tiba-tiba, ada demokrasi di Mesir dan mereka meninggalkan kepemimpinan yang lama. Untuk itu, ada harapan segala sesuatu akan bertambah baik meski memakan waktu yang cukup lama," jelas Janjuah.Sedangkan miliarder sekaligus pendiri Partai Oposisi Free Egyptian, Naguib Sawiris, berpendapat saat ini saatnya bagi Morsi untuk menyerahkan kekuasaan dengan penuh martabat.
Heran, ultimatum militer bikin bursa Mesir melejit
KAIRO. Gejolak politik yang terjadi di Mesir sepertinya tidak berpengaruh banyak pada pasar saham Negeri Piramida itu. Terbukti, pada penutupan transaksi Selasa (2/7), bursa Mesir melambung. Mengutip data CNBC, indeks acuan Mesir ditutup dengan lonjakan 4,9% menjadi 4.987. Ini merupakan level tertingginya sejak Juni 2013.Lonjakan bursa saham Mesir terjadi pasca Presiden Mohamed Morsi bersikeras bahwa dia akan meneruskan rencananya untuk melakukan rekonsiliasi nasional. Dengan demikian, Morsi menolak tenggat waktu yang diberikan pasukan militer selama 48 jam untuk menyetujui sejumlah tuntutan partai liberal yang merupakan rivalnya. William Jackson, emerging markets economist Capital Economics, mengaku terkejut dengan adanya perputaran balik arah bursa. "Deklarasi pasukan militer dan respon yang diberikan pemerintah sepertinya akan menimbulkan hasil yang ekstrem, di mana hal itu akan menyebabkan investor ketakutan. Tapi ternyata tidak," jelas Jackson. Dia menambahkan, bursa Mesir secara umum dapat digambarkan dengan ketidakpastian yang tinggi sehingga harga aset-aset bisa bergerak sangat volatil karena bereaksi atas sentimen yang berubah-ubah. Sementara itu, Stephen Bailey-Smith, head of Africa research Standard Bank berpendapat, reli pasar saham Mesir dipicu oleh aksi beli investor domestik, ketimbang investor asing. "Sangat sulit menemukan pelaku pasar domestik yang menganggap pemerintahan Morsi akan menyokong pasar saham baik dalam jangka pendek atau menengah," papar Bailey-Smith. Menurut Bailey, ultimatum militer menunjukkan bahwa pemerintahan Morsi tidak akan lagi mendominasi panggung politik dan ekonomi ke depannya.Pendapat berbeda diungkapkan oleh Bob Janjuah, strategist Nomura. Dia berpendapat, reaksi pasar finansial saat ini terkait aksi protes di Mesir menunjukkan adanya "kepuasan". "Investor mulai terbiasa dengan keadaan yang ada dan mereka tidak menghubungkan titik-titik yang ada. Dengan tiba-tiba, ada demokrasi di Mesir dan mereka meninggalkan kepemimpinan yang lama. Untuk itu, ada harapan segala sesuatu akan bertambah baik meski memakan waktu yang cukup lama," jelas Janjuah.Sedangkan miliarder sekaligus pendiri Partai Oposisi Free Egyptian, Naguib Sawiris, berpendapat saat ini saatnya bagi Morsi untuk menyerahkan kekuasaan dengan penuh martabat.