Hero bersiap mengembangkan model bisnis Ikea



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, kinerja PT Hero Supermarket Tbk, kurang memuaskan. Pasalnya, terjadi penurunan penjualan khususnya pada lini bisnis makanan.

Kendati bisnis makanan tertekan, bisnis Guardian dan IKEA memperlihatkan kinerja yang positif, sehingga mampu mencatatkan keuntungan meningkat. Itu sebabnya, manajemen emiten dengan kode saham HERO di bursa, optimistis pada tahun ini bisa memperbaiki kinerja usaha dengan strategi-strategi yang tengah mereka persiapkan.

"Tahun lalu memang berat, tapi kami optimistis pada tahun ini. Memang, kondisi bisnis makanan masih penuh tantangan, tapi bisnis non-makanan terus tumbuh," kata Tony Mampuk, General Manager Corporate Affairs PT Hero Supermarket Tbk kepada Kontan.co.id, Senin (16/4).


Adapun salah satu pendorong pertumbuhan penjualan ritel adalah memasuki tahun politik. Biasanya di hajatan politik ini jumlah uang beredar diperkirakan bakal meningkat. Otomatis, kondisi ini bisa merangsang belanja masyarakat.

Asal tahu saja, penjualan ritel makanan sepanjang 2017 lalu mengalami penurunan sekitar 7% menjadi Rp 10,85 triliun dari sebelumnya Rp 11,69 triliun. Hal ini menyebabkan melemahnya kinerja supermarket dan hipermarket. Hero mencatat, rugi operasional sebesar Rp 434 miliar dibanding dengan laba operasional 2016 lalu Rp 91 miliar.

Tapi penjualan bisnis non-makanan tumbuh 10% menjadi Rp 2,17 triliun, terutama didorong pertumbuhan penjualan dari IKEA dan Guardian. Alhasil, pendapatan bersih HERO turun 5% menjadi Rp 13,03 triliun dari tahun 2016 yang sekitar Rp 13,67 triliun.

Tony menjelaskan, untuk mengerek kinerja penjualan, perseroan saat ini tengah melakukan konsolidasi internal dengan beberapa pendekatan. Misalnya, menata ulang strategi bisnis makanan dan efisiensi dengan cara melakukan stock clearance dari barang yang tidak terjual pengembangan bisnis digital, hingga revitalisasi toko.

Di sisi lain, persaingan usaha juga turut berubah dengan berkembangnya pola belanja yang lebih mengutamakan pada kebutuhan konsumen dan perubahan perilaku konsumen.

Tony mengungkapkan, ke depan, pihaknya akan mengembangkan bisnis model yang telah dijalankan IKEA karena dianggap cukup berhasil. "Model bisnis IKEA ini akan coba diterapkan di unit-unit bisnis lain," sebutnya.

Hal ini tidak terlepas dari manajemen baru HERO yang berasal dari IKEA. Maklum, dalam sejarah kepemimpinan HERO, selalu dipegang oleh yang mereka yang berlatar belakang bisnis makanan.

"Dengan manajemen baru diharapkan ada ide-ide kreatif yang mudah-mudahan bisa diterapkan untuk memacu pertumbuhan," harap Tony.

Bisnis online IKEA terus berkembang dengan jangkauan pelayanan nasional, yang didukung titik distribusi e-commerce IKEA ketiga di Giant Ekstra Harapan Indah. Tahun ini, HERO akan mulai konstruksi gerai baru IKEA di Cakung. "Mudah-mudahan perizinannya bisa selesai pada tahun ini juga," imbuh Tony lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati