KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten produsen masker, PT Hetzer Medical Indonesia Tbk siap melebarkan sayap produk alat kesehatan lainnya. Asal tahu saja, emiten berkode saham
MEDS ini berdiri pada Desember 2010 dan mulai beroperasi pada Maret 2011. Kala itu, Hetzer berfokus untuk memproduksi masker bedah tiga lapis. Direktur Utama Hetzer Medical Indonesia, A. Padmono Budi Sanyoto bercerita, sejak awal MEDS berfokus pada produk non woven sambil mengembangkan bisnis dengan skema
private label.
“Kami mulai memproduksi untuk merek lain atau
private label. Kurang lebih saat ini sudah ada 17 produk dengan
private label,” tutur Padmono kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Pasca IPO, Produsen Masker Evo Plusmed (MEDS) Gencar Diversifikasi Produk Hetzer Medical Indonesia juga memasarkan produk maskernya dengan merek dalam Evo Plusmed. Padmono bilang penjualan produk MEDS melalui tiga segmen atau saluran.
Pertama, segmen
business to business (B2B) dengan menjual produk ke distributor ataupun lewat skema
private label.
Kedua, segmen
business to government (B2G) dengan menjual produk pada pemerintah. Evo Plusmed telah dipakai oleh perwakilan kontingen Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua dan MotoGP Pertamina Mandalika 2022. “Sejak pandemi Covid-19, kami juga sudah mendukung pemerintah melalui BIN dan BNPB dalam rangka menekan kelangkaan masker di Indonesia,” ucap dia.
Ketiga, segmen
business to customer (B2C). Dari saluran ini, MEDS memasarkan produknya melalui
e-commerce dan juga sosial media.
Baca Juga: Hetzer Medical Indonesia (MEDS) Siap Diversifikasi Produk Dari ketiga segmen itu, Padmono mengakui penjualan masih didominasi dari penjualan ke konsumen langsung. Menurut dia, hal itu didukung dari loyalitas konsumen. “Segmen B2C sekitar 60%, kemudian yang kedua B2B sekitar 30%, dan B2G sedikit sekali mungkin hanya 5%–10%,” imbuh dia. Adapun sampai kuartal pertama 2022, MEDS mencatatkan penjualan sebesar Rp 13,03 miliar. Penjualan Hetzer masih lebih rendah daripada Rp 25,56 miliar pada kuartal pertama 2021. Dari sisi
bottom line, Hetzer Medical Indonesia membukukan laba bersih Rp 2,73 miliar per Maret 2022 atau lebih rendah dari Rp 16,34 miliar di Maret 2021.
Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Produsen Masker Evo Plusmed (MEDS) Melesat 34,40% Walaupun pandemi Covid-19 mulai berangsur-angsur membaik, tapi MEDS optimistis permintaan atau penggunaan masker masih akan lebih tinggi dibandingkan pra-pandemi. Padmono mencontohkan saat pra-pandemi, kebutuhan akan masker umumnya mencapai 100%. Namun sejak 2020–2021 kebutuhan masker naik hingga 400%. “Setelah 2022 dan ke depannya, kami masih yakin menggunakan masker akan lebih dari 200% atau lebih dari sebelumnya. Jadi orang akan lebih menggunakan masker dari sebelum pandemi,” tandas dia.
Baca Juga: Tujuh Calon Emiten Memasuki Masa Penawaran Umum, Mana yang Menarik? Diversifikasi Produk
Selain memproduksi masker, MEDS sedang menggodok untuk melakukan diversifikasi produk dengan mulai memproduksi produk alat kesehatan tensimeter dan stetoskop. Padmono menilai, tensimeter dan stetoskop memiliki permintaan yang tinggi di Indonesia. Di harapkan kedua produk anyar ini dapat diproduksi pada 2023. Rencananya penjualan alat kesehatan ini juga masih akan fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. MEDS menilai pangsa pasar alat kesehatan di Indonesia masih besar. “Makanya Evo Plusmed tidak hanya produksi masker, tetapi tensimeter, stetoskop dan alat kesehatan lainnya,” tegas Padmono.
Baca Juga: Tujuh Calon Emiten Memasuki Masa Penawaran Umum, Mana yang Menarik? Langkah ini merupakan langkah perseroan untuk memperkuat fundamental bisnis MEDS. Adapun untuk 2023–2026, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan rata-rata (CAGR) per tahun hingga 30%. Menurut dia, fundamental MEDS baik maka kinerja saham perseroan akan ikut tercermin. Dia juga memastikan MEDS akan membagikan dividen untuk para pemegang saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati