KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Serang belum memiliki data mengenai hewan ternak maupun peliharaan masyarakat yang terpapar zat radioaktif Cesium-137. Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah menegaskan, hewan yang terpapar tidak boleh dipelihara, apalagi dikonsumsi.

"Hewan-hewan yang sudah terpapar tidak boleh lagi untuk dipelihara. Apalagi dikonsumsi, jadi itu harus kita musnahkan," kata Zakiyah kepada wartawan di Cikande, Jumat (31/10/2025).

Baca Juga: Sejumlah Truk yang Hendak Keluar dari Kawasan Industri Cikande Terpapar Radiasi

GAGASAN: Mencegah Politisasi dalam Penetapan Status Bencana Nasional

Zakiyah menjanjikan bahwa pemilik hewan ternak yang dimusnahkan akan mendapatkan ganti rugi melalui anggaran pemerintah daerah. Namun, ia mengakui bahwa pihaknya belum mengetahui jumlah hewan yang terpapar karena saat ini masih dalam proses pendataan dinas terkait.

"Dan tentu kami pemerintah daerah harus mengganti berapa biaya yang akan kita gantikan untuk hewan-hewan tersebut," ujar dia.

Hewan Terpapar Akan Dimusnahkan

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, juga menegaskan bahwa semua hewan di zona merah yang teridentifikasi terpapar radiasi Cesium-137 akan dimusnahkan.

"Jadi semua hewan yang di sana, yang diproyeksikan oleh tim ahli itu terpapar, maka kita akan ambil untuk dimusnahkan," kata Hanif di lokasi yang sama.

Sebelumnya, dokter hewan di Kota Serang, drh Ari Mardiana, menyarankan agar pemindahan hewan ternak segera dilakukan untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit bagi masyarakat yang mengonsumsi daging dan produk olahannya.

"Produk hewan ternak pun tidak aman dikonsumsi jika kadar radioaktif pada daging, susu, atau produk hasil ternak lainnya melebihi ambang batas yang ditetapkan peraturan," ujarnya.

Baca Juga: Kawasan Industri Cikande Berstatus Kejadian Khusus Radiasi Cs-137, Simak Bahayanya

Ari menjelaskan, paparan radioaktif dalam makanan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk kerusakan sel, gangguan organ tubuh, penurunan sistem imun, hingga kanker.

Untuk mengetahui hewan ternak yang terpapar, screening harus dilakukan di lokasi yang berada di zona merah, diikuti dengan pengujian di laboratorium. Fasilitas tersebut tersedia di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapeten) di Tangerang Selatan.

Selanjutnya: Dolar AS Menguat di Akhir Oktober pasca FOMC

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (1/11), Provinsi Ini Diguyur Hujan Sangat Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News