Hewlett-Packard berniat menjual paten ponsel



San Francisco. Pertempuran di industri teknologi terus berlangsung sengit. Wajah industri ponsel pintar (smartphone) yang berubah cepat memaksa sejumlah produsen gulung tikar.Kali ini, giliran Hewlett-Packard Co (HP) yang harus mengibarkan bendera putih tanda menyerah.

Produsen komputer terbesar kedua di dunia ini harus mengakui dominasi Android dan Apple di pasar smartphone.Kabar terbaru, HP bakal menjual paten unit bisnis smartphone miliknya. Penjualan merek paten ini mencakup WebOS. Ini adalah sistem operasi (OS) yang dikembangkan HP di smartphone dan tablet.

Sumber Bloomberg berbisik, dalam beberapa bulan belakangan, HP serius membenahi unit binis mobile computing. Aksi ini agar berhasil menarik minat calon pembeli sekaligus mendongrak harga jual. HP juga tengah mendekati sejumlah calon pembeli potensial terkait rencana penjualan tersebut. "Rencana penjualan ini terkait upaya untuk memperbaiki kinerja HP," bisik si sumber.


Perusahaan komputer yang berbasis di Silicon Valley ini mengembangkan WebOS sejak tahun 2010 lalu. Kala itu, HP bertaruh besar dengan mengakuisisi perusahaan ponsel pintar Palm Inc seharga US$ 1,2 miliar. Sayangnya, ramalan bisnis HP meleset dari hitungan di atas kertas. Sejak mengakuisisi Palm, unit bisnis HP mobile malahan tak kunjung memberi hasil. Faktor utamanya adalah strategi salah Leo Apotheker.

Perburuan paten

Saat mencaplok Palm, Apotheker merupakan CEO HP. Alih-alih mengembangkan WebOS, Apotheker malahan menghentikan prodduksi unit bisnis Palm. Agaknya, Meg Whitman, CEO HP, ingin menebus dosa masa lalu sang pendahulu. Whitman ingin menjual unit bisnis HP mobile agar dana akuisisi tidak sia-sia melayang.

Tahun ini, Whitman mengembangkan WebOS menjadi OS terbuka. Whitman juga mengubah wajah dan merek pasar WebOS menjadi Gram. Whitman menjual kode sistem Gram kepada LG Electronics Inc.Whitman optimistis, paten HP mobile bakal dilirik banyak investor.

Meski persaingan industri smartphone ketat, namun prospeknya sangat menjanjikan di masa depan. Sebagai gambaran, belum lama ini, raksasa komputer Microsoft membayar US$ 7,2 miliar untuk mendapatkan hak paten atas ponsel Nokia. Di tahun 2011 Google rela merogoh kocek US$ 12,5 miliar untuk membeli paten Motorola Mobility. 

Editor: Dessy Rosalina