KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) membidik penjualan alat berat mencapai 2.100 unit untuk tahun fiskal 2024 (berakhir Maret 2025).

Corporate Secretary Hexindo Adiperkasa Listiana Kurniawati mengatakan, sepanjang sembilan bulan pertama di tahun fiskal 2024 yakni dari April-Desember 2024, penjualan alat berat HEXA mencapai 80% dari target tahunan yang ditetapkan.

"Itu belum termasuk penjualan produk baru. Budget penjualan sampai Maret 2025 sekitar 2.100 unit," ujar Listiana kepada Kontan, Senin (20/1).

KB Bank Ajak Generasi Muda Kembangkan Ekonomi Kreatif Melalui Program GenKBiz

Baca Juga: Hexindo Adiperkasa (HEXA) Pasok 360 Ekskavator untuk PSN Pangan Kapuas dan Merauke

Listiana mengatakan, hingga kuartal III 2024, sektor agro mendominasi total penjualan dengan kontribusi sebesar 41%, kemudian konstruksi sebesar 23%, kehutanan sebanyak 20% dan pertambangan sebesar 3%.

"Proyeksi di sisa kuartal IV ini komposisi kontributor diproyeksi masih sama yakni sektor agro terkait pemenuhan proyek food estate," jelas Listiana.

Merujuk laporan keuangan HEXA per Semester I 2024 (April-September 2024), penjualan HEXA turun 27,72% year on year dari US$ 316,8 juta pada semester I 2023 menjadi US$ 228,96 juta pada semester I 2024.

Adapun, laba bersih juga mengalami penurunan signifikan dari US$ 30,9 juta menjadi US$ 11,01 juta.

Baca Juga: Hexindo Adiperkasa (HEXA) Bidik Penjualan Alat Berat 1.200 Unit

Kehadiran proyek pangan menjadi salah satu sentimen positif yang diharapkan dapat mengerek kinerja HEXA disisa tahun ini dan tahun mendatang.

Kontan mencatat, proyeksi peningkatan kinerja juga ditopang dari mulai adanya permintaan pekerjaan untuk proyek-proyek besar dan peluang untuk proyek food estate di Papua.

Merujuk laporan semester I 2024 HEXA, penjualan excavator mencapai 1.097 unit atau turun dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 1.294 unit.

Jika dirinci, penjualan terbesar disumbangkan sektor agro sebanyak 418 unit (38%), konstruksi sebanyak 272 unit (25%), kehutanan sebanyak 250 unit (23%), pertambangan sebayak 141 unit (13%) dan sektor lainnya 16 unit (1%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News