Hexindo Adiperkasa (HEXA) Melirik Peluang Bisnis Rental Alat Berat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) melirik peluang dari bisnis rental, trade in and used machine. Sektor bisnis yang sudah mulai dikembangkan HEXA sejak tahun lalu ini dinilai memiliki tren permintaan yang cukup positif selama tahun 2022.

Merujuk laporan keuangan HEXA,  pada kuartal pertama tahun fiskal 2022, HEXA membukukan penghasilan neto sebesar US$ 114,10 juta. Dari total penghasilan neto di kuartal pertama alias April-Juni 2022 tersebut, jasa penyewaan alat berat berkontribusi sebesar US$ 1,06 juta atau meningkat 313% dari kuartal pertama tahun fiskal 2021 yang berjumlah US$ 257.396.

Corporate Secretary Hexindo Adiperkasa Listiana menyebut sektor bisnis ini jadi peluang bagi pertumbuhan bisnis perseroan. Menurutnya, ketika terjadi ketimpangan antara supply dan demand alat berat, tentunya hal ini akan menjadi alternatif bisnis yang menarik bagi pelanggan Hexindo.


"Namun kenaikannya belum sebesar penjualan langsung karena memang karakter pelanggan di Indonesia yang masih lebih nyaman untuk berinvestasi secara langsung. Jadi dapat dikatakan bahwa ekspansi bisnis terbesar yang kami lakukan saat ini adalah mempertahankan bisnis yang sekarang dijalankan," kata Listiana saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (3/10).

Baca Juga: Harga Komoditas Tinggi, Hexindo Adiperkasa (HEXA) Keruk Peluang Segmen Pertambangan

Untuk memaksimalkan pengembangan lini bisnis ini, HEXA menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 16,4 juta, dengan  sumber pembiayaan yang merupakan kombinasi dana dari eksternal & sumber internal.

Di tahun fiskal 2022 alias periode April 2022 - Maret 2023 ini, Hexindo Adiperkasa menetapkan angka proyeksi penjualan sebesar US$ 531,9 juta. Proyeksi tersebut tidak akan berubah apabila tren harga komoditas masih tetap tinggi seperti kondisi saat ini.

"Maka kami optimistis bahwa proyeksi kami akan tercapai dengan hasil yang lebih baik dari pencapaian tahun sebelumnya," tuturnya.

Menurut Listiana, permintaan alat berat akan sangat tergantung pada tren harga komoditas, seperti batubara dan sektor-sektor lainnya yakni forestry, agro & konstruksi. Nah, sejauh ini, harga komoditas batubara masih sangat tinggi, sehingga HEXA berhasil mencapai kinerja memuaskan di kuartal pertama tahun fiskal 2022.

"Kalau melihat tren harga komoditas, tertinggi saat ini adalah batubara. Apabila terus bertahan, maka tentunya kami berharap bahwa revenue terbesar akan datang dari sektor ini. Walaupun secara jumlah unit tidak sebesar penjualan untuk kelas middle atau kelas mini. Tapi secara amount, income terbesar akan didapat dari sektor mining," jelasnya.

Dari sisi bottom line, Hexindo Adiperkasa berhasil meraup laba tahun berjalan sebesar US$ 9,05 juta per kuartal pertama tahun fiskal 2022. Angka ini melesat 17,73% dari semula US$ 7,68 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Keruk Peluang Pasar Tambang, HEXA Bidik Penjualan US$ 531,9 Juta Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat