KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen alat berat, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (
HEXA) melihat bisnis alat berat di semester kedua ini masih memiliki prospek yang positif. Hal tersebut didukung oleh perkiraan harga komoditas terutama batubara yang masih akan stabil di harga tinggi sepanjang 2022 ini. "Hal ini akan mendorong peningkatan investasi di dunia pertambangan dengan pengadaan alat berat pendukung produksi komoditas," ungkap
Corporate Secretary Hexindo Adiperkasa Listiana, saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/7). Listiana menyampaikan bahwa katalis positif kinerja perusahaan di tahun ini datang dari prospek penjualan unit atau mesin sebagai sumber pendapatan utama perseroan yang berkontribusi lebih dari 50% terhadap total pendapatan.
Baca Juga: Hexindo Adiperkasa Kebagian Berkah Kenaikan Harga CPO dan Batubara "Ini sebagai efek peningkatan harga batubara dan
crude palm oil (CPO) yang masih stabil tinggi di 2022 ini," sebut Listiana. HEXA sendiri belum merilis secara resmi kinerja keuangan selama periode Januari-Juni 2022. Yang terang pihaknya bilang bahwa sejauh ini realisasi penjualan alat berat perseroan masih sejalan dengan prediksi kinerja tahun ini. Adapun, kinerja pada tahun buku April 2021 hingga Maret 2022 Hexindo terpantau meraup penghasilan neto sebesar US$ 463,26 juta. Angka ini tumbuh 75,47%
year on year dari sebelumnya US$ 264,01 juta. Dari sisi bottom line, HEXA tercatat mampu membukukan pertumbuhan laba tahun berjalan hingga 115,19% menjadi US$ 55,08 juta. Di mana pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih perseroan hanya mencapai US$ 25,59 juta. Dia menyebut, di tahun ini HEXA tetap akan memfokuskan penjualan alat berat ke empat sektor industri andalan, yakni pertambangan, pertanian, kemudian diikuti oleh kehutanan dan juga sektor konstruksi. Selain itu, pihaknya juga menilik peluang pengembangan bisnis
rental dan
used machine yang juga cukup menjanjikan saat ini. Terkait alokasi belanja modal atau
capital expenditure (Capex) 2022, Listiana bilang pihaknya belum bisa menyampaikan berapa anggaran yang dikeluarkan. Namun sebagai gambaran umum, rencana penggunaan capex terbesar atau sekitar 50%, diperuntukkan untuk pengadaan unit guna mendukung bisnis
rental.
"Alokasi capex belum dapat diinfokan lebih jauh. Biasanya kami akan menginfokan ini di publik ekspose bulan September 2022 mendatang," ucapnya. Menyoal target bisnis tahun ini, HEXA meyakini bahwa
market masih akan tumbuh positif, meskipun memang tidak akan sebesar tahun lalu. Kondisi ini lantaran kapasitas produksi perseroan yang masih berada di bawah
demand pasar yang diprediksi oleh Hinabi di tahun 2022. Dengan begitu, hingga tutup tahun nanti, pendapatan HEXA diperkirakan hanya akan tumbuh tipis dari realisasi pendapatan di tahun 2021. Sedangkan dari sisi bottom line, diprediksi tidak akan lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .