Hexindo Adiperkasa raih order alat berat hingga tahun depan senilai Rp 555 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) semakin optimistis mencapai target pertumbuhan bisnis di tahun ini. Perusahaan alat berat ini tak bakal bersusah-susah lagi hingga akhir tahun. HEXA telah menghabiskan pasokan alat beratnya, yang didominasi oleh order dari sektor pertambangan. Alhasil, antrean pesanan alat berat HEXA sudah penuh hingga Oktober 2019.

Djonggi Gultom, Direktur HEXA mengungkapkan bahwa pihaknya telah terima order alat berat hingga beberapa bulan kedepan, sampai Oktober 2019. "Jadi mulai Desember hingga bulan-bulan berikutnya kami sudah mulai banyak delivery," kata Djonggi kepada Kontan.co.id, Minggu (19/8).

Menurut Djonggi, order terbesar datang dari salah satu kontraktor tambang terbesar di Indonesia. Ia menolak mengungkapkan klien tersebut. Yang jelas, nilai order alat beratnya mencapai Rp 555 miliar atau sekitar US$ 38,8 juta.


Hal tersebut menyebabkan pemesan alat berat HEXA di semester II ini masih harus mengantre untuk mendapatkan alat berat yang diinginkan. "Setelah Oktober 2019 baru dapat kalau antre menunggu," sebut Djonggi.

Kondisi yang sama, menurut Djonggi, juga dialami oleh kompetitor. "Lagipula tidak banyak yang bisa menyediakan alat berat buat mining dengan ukuran 100 ton ke atas," terang dia.

Oleh karena itu HEXA tetap optimis target pertumbuhan 30% sampai akhir tahun nanti terpenuhi. Adapun secara volume, kata Djonggi, pihaknya menargetkan sejumlah 2.000 unit penjualan alat beratnya.

Adapun sejak awal tahun 2018 permintaan alat berat HEXA meningkat dengan pencapaian penjualan sekitar 500 unit unit alat berat. Tahun lalu manajemen HEXA memasang target penjualan sebanyak 1.300 dengan realisasi penjualan 1.500 unit.

Target 2.000 unit sebenarnya merupakan pemaksimalan kapasitas suplai dari pabrik HEXA. Sejatinya besaran tersebut masih belum mampu memenuhi demand dari konsumen HEXA yang dihitung-hitung mencapai 3.000 unit pada tahun ini.

Maka lanjut Djonggi, strategi yang dilakukan perusahaannya adalah dengan menawarkan service sparepart kepada para pelanggan. Hal ini terbukti cukup membantu kinerja keuangan HEXA pada awal tahun ini.

HEXA meraup penghasilan bersih sebesar US$ 343,23 juta selama April 2017-Maret 2018, atau naik 14,70% dibandingkan tahun sebelumnya US$ 299,25 juta. Sebagai informasi, HEXA menggunakan tahun pelaporan yang dimulai pada 1 April.

Berdasarkan laporan keuangan HEXA, lonjakan penghasilan bersih sepanjang April 2017-Maret 2018 berasal dari penjualan alat berat. Segmen pendapatan ini melonjak 21,80% menjadi US$ 187,14 juta hingga akhir Maret 2018 jika ketimbang tahun sebelumnya US$ 153,64 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati