Hezbollah Serang Pasukan Israel di Perbatasan Lebanon, Sirine Terdengar di Beirut



KONTAN.CO.ID - JERUSALEM/BEIRUT. Militan Hezbollah menargetkan pasukan Israel di dekat desa perbatasan Lebanon, Labbouneh, menggunakan artileri dan roket pada Rabu (9/10), menurut pernyataan kelompok tersebut.

Serangan ini terjadi sehari setelah Israel mengklaim telah membunuh dua penerus pemimpin Hezbollah yang tewas sebelumnya.

Militer Israel melaporkan sirine peringatan berbunyi di wilayah utara negara itu pada hari ini.


Selain itu, tiga personel militer Israel dilaporkan terluka parah dalam pertempuran di Lebanon selatan yang berlangsung sejak Selasa dan Rabu.

Baca Juga: Klaim Donald Trump Pernah Kunjungi Gaza Diragukan, Tak Ada Bukti Pendukung

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa malam mengatakan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan dua penerus pemimpin Hezbollah yang tewas dalam serangan sebelumnya.

Dalam sebuah video, Netanyahu mengklaim Israel telah melemahkan kemampuan Hezbollah secara signifikan.

"Kami telah menghancurkan ribuan teroris, termasuk Hassan Nasrallah dan penerusnya, serta pengganti dari penerusnya," ujar Netanyahu, meskipun ia tidak menyebutkan secara spesifik siapa pengganti tersebut.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga menyebut bahwa Hashem Safieddine, yang diperkirakan akan menggantikan Nasrallah, kemungkinan telah "dihilangkan" dalam serangan udara.

Baca Juga: 1 Tahun Perang Gaza dalam Hitungan Israel: Lebih dari 40.000 Target Dibom

Namun, status Safieddine masih sedang diverifikasi.

Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon meningkat seiring dengan eskalasi konflik antara Israel dan kelompok-kelompok proksi Iran, termasuk Hezbollah, yang mendukung pejuang Palestina di Gaza.

Menurut laporan militer Israel, serangan udara intensif terhadap instalasi bawah tanah Hezbollah di Lebanon selatan dalam 24 jam terakhir telah menewaskan setidaknya 50 pejuang Hezbollah, termasuk enam komandan sektor dan pejabat regional.

Situasi semakin panas setelah serangan Hamas dari Gaza pada Israel selatan pada Oktober tahun lalu, yang kini mempengaruhi kawasan Lebanon dan sekitarnya.

Baca Juga: Putra mahkota Saudi Meyakinkan Kabinet tentang kesehatan Raja Salman

Peningkatan Ketegangan di Kawasan

Ketegangan di kawasan ini juga diperburuk oleh tindakan Iran, yang merupakan sponsor Hezbollah dan Hamas.

Pada awal Oktober, Iran meluncurkan serangan misil ke Israel, dan baru-baru ini memperingatkan agar Israel tidak melanjutkan ancaman pembalasan.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan akan mengadakan pembicaraan dengan Netanyahu mengenai rencana Israel untuk menyerang Iran.

Washington khawatir serangan tersebut dapat memicu ketegangan lebih luas di kawasan Timur Tengah yang kaya minyak.

Pentagon juga mengumumkan bahwa Menteri Pertahanan Israel, Gallant, membatalkan kunjungannya ke Washington yang semula dijadwalkan pada hari Rabu.

Hezbollah, melalui Wakil Pemimpinnya, Naim Qassem, menyatakan mendukung upaya gencatan senjata.

Ini adalah pertama kalinya Hezbollah tidak mengaitkan penghentian pertempuran di Lebanon dengan kondisi berakhirnya perang di Gaza.

Baca Juga: Militer Israel Kerahkan Divisi Keempat dalam Serangan Darat di Lebanon

Israel Perkuat Pasukan di Lebanon

Militer Israel telah mengirim Divisi 146 ke Lebanon selatan, yang merupakan divisi cadangan pertama yang dikerahkan di luar perbatasan.

Operasi darat Israel terhadap Hezbollah juga diperluas dari Lebanon tenggara ke barat daya.

Sementara itu, serangan udara Israel terus berlanjut, termasuk di pinggiran selatan Beirut, markas besar Hezbollah, dan menewaskan salah satu pejabat penting Hezbollah, Suhail Hussein Husseini.

Baca Juga: AS Habiskan Lebih dari US$ 20 Miliar untuk Membantu Israel dan Menyerang Yaman

Ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Hezbollah telah menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas di Lebanon dalam dua minggu terakhir dan menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu eskalasi konflik ini menyebabkan 1.200 orang Israel tewas dan 250 lainnya disandera.

Israel telah mendapat kecaman internasional atas serangan balasan yang menewaskan hampir 42.000 orang di Gaza, menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina.

Editor: Yudho Winarto