JAKARTA. Pemerintah mendapat hibah US$ 85,8 juta atau sekitar Rp 786,6 miliar dari Global Environmental Facilities (GEF). Proses pengucuran dana ini secara bertahap selama lima tahun melalui United Nation Development Programme (UNDP) bagi biaya rehabilitasi lahan kritis di Indonesia. Sebagian hibah tersebut akan mengalir melalui Strengthening Community-Based Forest and Watershed Management (SCBFWM). Dalam proyek itu, UNDP akan membantu Indonesia terutama Kementerian Kehutanan untuk merancang model pengelolaan hutan dan daerah aliran sungai (DAS) yang melibatkan masyarakat. GEF lewat UNDP telah menyetujui dan mengalokasikan hibah US$ 7,5 juta untuk SCBFWM. "UNDP berkontribusi sebesar US$ 500.000 untuk mendukung proyek tersebut," ujar Iwan Kurniawan, Programme Officer for Natural Resource Management UNDP perwakilan Indonesia, kemarin (16/6).
Hibah US$ 85,5 Juta bagi Rehabilitasi Lahan Kritis
JAKARTA. Pemerintah mendapat hibah US$ 85,8 juta atau sekitar Rp 786,6 miliar dari Global Environmental Facilities (GEF). Proses pengucuran dana ini secara bertahap selama lima tahun melalui United Nation Development Programme (UNDP) bagi biaya rehabilitasi lahan kritis di Indonesia. Sebagian hibah tersebut akan mengalir melalui Strengthening Community-Based Forest and Watershed Management (SCBFWM). Dalam proyek itu, UNDP akan membantu Indonesia terutama Kementerian Kehutanan untuk merancang model pengelolaan hutan dan daerah aliran sungai (DAS) yang melibatkan masyarakat. GEF lewat UNDP telah menyetujui dan mengalokasikan hibah US$ 7,5 juta untuk SCBFWM. "UNDP berkontribusi sebesar US$ 500.000 untuk mendukung proyek tersebut," ujar Iwan Kurniawan, Programme Officer for Natural Resource Management UNDP perwakilan Indonesia, kemarin (16/6).