Yogyakarta. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana mereaktivasi kembali perlintasan kereta api (KA) Yogyakarta – Magelang. Jalur itu sudah berhenti beroperasi sejak tahun 1978. Dalam keterangan tertulis, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, sudah mengecek langsung sejumlah titik lokasi perlintasan KA yang ada saat ini serta alternatif titik perlintasan KA Yogyakarta - Magelang. "Rencana reaktivasi ini supaya (candi) Borobudur lebih laku", ujar Budi. Dikatakan Menhub bahwa Candi Borobudur di Jawa Tengah termasuk dalam titik destinasi wisata yang diutamakan selain Danau Toba di Sumatera Utara dan Mandalika di Pulau Lombok. Akan tetapi persoalan aksesibilitas transportasi menjadi kendala yang dihadapi wisatawan.
“Kita memikirkan bagaimana aksesibilitas itu bisa secara integrated tergabung dengan titik-titik daerah wisata yang ada. Bisa dibayangkan ada suatu konektivitas rel, kereta api bisa ke Candi Borobudur, Solo, Jogja dengan frekuensi yang tinggi sehingga turis punya banyak pilihan, ini menjadi pusat-pusat ekonomi yang bagus”, ucapnya. Akan tetapi menurutnya upaya reaktivasi perlintasan KA Yogyakarta – Magelang ini menjadi persoalan yang tidak mudah. Hal ini dikarenakan adanya bangunan-bangunan yang telah berdiri dan menjadi tempat tinggal masyarakat. Menurutnya jika rencana rekativasi ini dilanjutkan akan menimbulkan persoalan finansial dan sosial yang berat di masyarakat. Pada tahun 2009, Kementerian Perhubungan telah melakukan studi kelayakan guna menghidupkan kembali jalan KA lintas Yogyakarta – Magelang.
- Sepanjang 45 km’sp banyak yang beralih fungsi dan rusak 24,6 km’sp menjadi jalan tertimbun aspal dan tanah;
- Sepanjang 8,5 km’sp menjadi pemukiman/pertokoan;
- Sepanjang 11,9 km’sp berupa jalan KA yang telah rusak;
- Sebagian besar stasiun telah beralih fungsi menjadi perkantoran/pertokoan, dll;
- Jembatan perlintasan kereta api dalam kondisi rusak dan perlu pembangunan baru.