KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) bekerja sama dengan petani di Desa Kedung Rawan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur untuk melaksanakan panen raya di lahan tidur berukuran 6 hektare. Melalui pendampingan ini, lahan yang sebelumnya mati kini menjadi produktif dengan hasil panen mencapai 6 ton sampai 7 ton per hektare. Rice Business Head PT Wilmar Padi Indonesia, Saronto, menuturkan, di tengah keterbatasan lahan pertanian, menghidupkan kembali lahan tidur merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi pangan.
Hal itu sesuai dengan arahan pemerintah. Pihaknya berharap, peningkatan produksi dari lahan tidur dapat dilanjutkan ke daerah lainnya.
Baca Juga: Produksi Gabah Domestik Menyusut, Impor Digenjot, Tetapi Harga Beras Masih Menanjak Program pemanfaatan lahan tidur juga merupakan program corporate social responsibility (CSR) Wilmar Group. “Ini adalah pilot project dan diharapkan dapat terus berlanjut,” ujar Saronto dalam siaran pers, Minggu (8/10). Dalam pendampingan itu, pihaknya memberikan bantuan pupuk, benih, dan agronomis (petugas lapangan). WPI akan melakukan pendampingan hingga lahan tersebut kembali produktif dan kemudian akan dikelola oleh masyarakat. Sementara itu, Kepala Desa Kedung Rawan, Machrudi, menyatakan bahwa pada panen kali ini produktivitas meningkat dibanding panen sebelumnya yang hanya menghasilkan 1 ton per hektare karena didominasi oleh gulma. Walaupun telah dilakukan pembersihan, gulma tetap menjadi hambatan karena telah tumbuh selama bertahun-tahun. Namun, pada musim tanam kedua, WPI dan petani memperbaiki metode pengendalian gulma sehingga produktivitas melonjak.
Baca Juga: Wilmar Padi Indonesia Luncurkan Program Upgrade Penggilingan "Kami sebenarnya hanya menargetkan 5 ton per hektare, namun hasilnya mencapai 6 ton," ujar Machrudi. Pendampingan ini sangat membantu petani karena meningkatkan produktivitas lahan yang telah dibiarkan selama 10 tahun. Lahan tersebut, yang merupakan tanah komunal, sebelumnya tidak dimanfaatkan karena rawan banjir dan hama tikus. Namun dengan dukungan WPI, lahan ini kembali digarap dengan pembuatan tiga saluran pembuangan air dan lima kali pembersihan gulma. Harapannya, produktivitas akan terus meningkat hingga 8 ton per hektare pada musim tanam berikutnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli