KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membangun modeling budidaya rumput laut seluas 50 ha di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Tb Haeru Rahayu mengatakan pembangunan budidaya rumput laut di Roto Ndao ini merupakan upaya pemerintah untuk hilirisasi dan menggenjot komoditas tersebut. Merujuk Satu Data KKP, Rote Ndao sebagai salah satu Kabupaten yang memberikan kontribusi terbesar pada total produksi rumput laut di Provinsi NTT. Ditambah lagi rumput laut Rote Ndao menjadi salah satu rumput laut terbaik dari Indonesia di pasar dunia.
Baca Juga: KKP: Puluhan Ribu Petambak Udang Berpotensi Terdampak Tuduhan Dumping dari AS “Nah ini menjadi dasar kami kenapa Rote Ndao dipilih sebagai wilayah yang akan dikembangkan modeling budidaya rumput laut,”k ata Tebe dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/9). Potensi lahan yang bisa dikembangkan untuk kegiatan budidaya rumput laut di Rote Ndao mencapai seluas 32 ribu hektare. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat baru sekitar 6,9% lahan yang termanfaatkan untuk budidaya rumput laut. Menurutnya wilayah ini juga cocok untuk lokasi pembudidayaan lantaran rumput laut di Rote Ndao menjadi penyokong kehidupan masyarakat. Ada sekitar 4.615 pembudidaya rumput laut di sana. Bahkan masyarakat pesisirnya menganggap budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian yang cocok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas Tebe. Tebe kembali menjelaskan Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk melakukan hilirisasi rumput laut melalui modeling budidaya rumput laut yang ditargetkan di lima wilayah, salah satunya di Rote Ndao di NTT. Nantinya, program modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao seluas 50 hektare ini diarahkan pada sistem pengelolaan budidaya rumput laut yang terintegrasi berbasis kawasan dan mengimplementasikan konsep ekonomi biru.
Baca Juga: KKP Dorong Peningkatan Produktivitas Budidaya Rumput Laut di Pulau Terluar Dengan ini diharapakan bisa meningkatkan produksi maupun produktivitas untuk mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan usaha budidaya.
Seperti pada modeling budidaya rumput laut di Wakatobi yang dibangun tahun 2023 lalu, Tebe menjelaskan bahwa modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao juga akan dibangun unit produksi bibit rumput laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter, kebun bibit rumput laut dan budidaya rumput laut. Lebih lajut pihaknya berharap Pemerintah Daerah Rote Ndao dapat mengelola, memanfaatkan dan mengoperasionalkan modeling budidaya rumput laut ini dengan baik dan berkelanjutan. Utamanya untuk penyediaan SDM yang bisa menangani produksi bibit rumput laut kultur jaringan di UPBRL nantinya. "Dengan UPBRL yang dapat beroperasional dengan baik, maka dapat menghasilkan bibit rumput laut yang berkualitas, sehingga mampu memenuhi ketersediaan bibit rumput laut bagi pembudidaya di wilayah Rote Ndao," pungkas Tebe. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi