Hillcon akan Garap 2 Tambang Nikel Sebesar 6 Juta WMT per Tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hillcon, melalui PT Hillconjaya Sakti akan menggarap dua tambang nikel yakni PT Sarana Mineralindo Perkasa dan PT Adhi Kartiko Pratama. Diproyeksikan produksi dari dua proyek tambang ini sebesar 6 juta wet metric ton (wmt) per tahun atau senilai US$ 6 juta.

Adapun tambang Sarana Mineralindo Perkasa berlokasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah dan Adhi Kartiko Pratama berada di wilayah Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Hersan Qiu, Direktur Utama Hillcon menyatakan, pihaknya telah menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan Sarana Mineralindo Perkasa dan Adhi Kartiko Pratama yang masing-masing lakukan pada 2 Desember 2022 dan 5 Desember 2022.


Baca Juga: Hillcon Raih Proyek Infrastruktur Nikel Senilai US$ 123 juta

“Sesuai dengan komitmen, Hillcon fokus pada jasa pertambangan nikel. Kami optimis mampu  memproduksi nikel ore dengan kadar 1,5% ke atas di dua tambang tersebut,” kata Hersan dalam keterangan resmi, Jumat (23/12).

Hersan mengungkapkan, nantinya nikel hasil tambang Sarana Mineralindo Perkasa kemungkinan besar akan diserap ke Kawasan Industri Stardust Estate Investment (SEI).

Sedangkan hasil nikel dari Adhi Kartiko Pratama akan terserap ke smelter PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel di Morosi, Sulawesi Tenggara karena lokasinya berdekatan.

“Hasil dari kedua tambang itu kemungkinan besar akan diserap oleh smelter smelter di wilayah tersebut,” ujarnya.

Selain mendapatkan komitmen dari dua perusahaan tambang nikel, di bidang konstruksi Hillcon sebelumnya meraih kontrak proyek infrastruktur di kawasan industri Stardust Estate Investment (SEI) senilai US$ 123 juta. “Nilai proyek dan kontrak kerja sama pembangunan pelabuhan mulai berlaku pada 2023,” katanya.

Melalui anak usaha PT Hillconjaya Sakti, Hillcon memperoleh kepercayaan dari PT Satya Amerta Havenport, perusahaan pengelola pelabuhan di dalam kawasan industri SEI untuk mengerjakan proyek infrastruktur nikel di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Proses IPO Hillcon (HILL) Dibayangi Kasus PKPU Anak Usaha

Hersan mengemukakan, kerja sama ini semakin menegaskan posisi Hillcon sebagai salah satu pemain utama industri nikel di Tanah Air.

Dia bilang, Hillcon memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang baik seiring posisi Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia. Dengan adanya kerjasama ini, pihaknya optimistis mampu mengembangkan bisnis dan meningkatkan kinerja Hillcon.

Kawasan Industri SEI merupakan kawasan industri modern dengan bidang usaha utama di industri nikel yang berada di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah.

Kawasan Industri SEI memiliki tenant yang akan menempati kawasan tersebut, yaitu PT Gunbuster Nickel Industry kapasitas 1,8 juta ton/tahun ferronikel, PT Nadesico Nickel Industry (1,8 juta ton/tahun ferronikel), dan PT Ideon Nickel Industry Satu (150 ribu ton/tahun ferronikel).

Kawasan Industri SEI yang diprakarsai oleh Jiangsu Delong Group, tercatat sudah membangun empat proyek yang tersebar di Kendari dan Morowali Utara.

Hersan menambahkan, selain di Kabupaten Morowali Utara, Hillcon juga memiliki sejumlah proyek nikel di Provinsi Maluku Utara. Hillcon terlibat dalam dua bidang utama, yaitu sebagai mining contractors dan infrastructure expert. 

Oleh karena itu, menurut Hersan, sebagai kontraktor pertambangan nikel yang bekerja di daerah Sulawesi dan Maluku Utara yang merupakan basis tambang nikel di Indonesia, Hillcon berhasil mencatat pertumbuhan kinerja yang sangat baik dan mengesankan.

“Kami optimistis dapat terus bertumbuh secara berkelanjutan. Ini sejalan dengan semakin banyaknya permintaan untuk melayani proyek-proyek baru di industri pertambangan nikel,” ungkap Hersan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto